Ambisi Bukopin Tekan NPL

PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) terus berupaya memperbaiki rapor keuangannya. Kali ini perseroan berniat menekan rasio kredit bermasalahnya atau non performing loan (NPL) hingga menyentuh level 3,5% di penghujung tahun 2018 setelah sebelumnya NPL perusahaan terbang cukup tinggi ke level 4,87% di September 2017.

Direktur Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan perseroan sudah memiliki beberapa langkah strategis untuk menekan posisi NPL. Salah satunya adalah dengan menjual aset yang bermasalah. 

Seperti diketahui, salah satu penyumbang NPL perusahaan adalah sektor batu bara. "Kita sudah mulai produksi, ada dua batu bara, yang satu sudah dijual, sudah lancar, koleknya lancar, jadi enggak NPL lagi sudah Rp250 miliar, sisanya Rp700 miliar diharapkan tahun ini bisa diselesaikan, harus bertahap," katanya di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Lebih lanjut dirinya mengatakan perseroan juga akan melakukan restrukturisasi kredit sampai dengan melakukan penagihan terhadap debitur-debitur. Sementara itu, dari sisi kredit perseroan menargetkan dapat tumbuh di kisaran 5% di 2018 atau masih sejalan dengan target pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang dipatok pada kisaran 5-7%. 

Diharapkan dengan pertumbuhan kredit dan DPK yang mengalami perbaikan tersebut akan ikut menopang laba perseroan hingga akhir tahun ini.