IAF Buktikan Antar Negara Berkembang Bisa Jalin Kerja Sama Ekonomi

Apabila berhasil, IAF 2018 (Indonesia-Africa Forum 2018) bisa membuka mata dunia bahwa kerja sama ekonomi di antara negara berkembang bisa dilakukan. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla, dalam pidato pembukaan IAF 2018 di Bali.

Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla, menuturkan optimisnya terhadap kerja sama antara Indonesia dan Afrika. Kerja sama teknis dan pengembangan kapasitas dengan Afrika akan ditingkatkan tiga kali lipat; kerja sama beasiswa akan digandakan; fasilitas kredit ekspor yang kompetitif akan terus dikembangkan; kerja sama konektivitas juga akan ditingkatkan; perjanjian perdagangan akan dieksplorasi, antara lain melalui Perjanjian Perdagangan Preferensial.

"Saya harap dalam dua hari ini, Indonesia dan Afrika akan dapat memetakan masa depan kerja sama ekonomi kita, tutur JK di Bali, Selasa (10/4/2018).

Menurut JK, volume perdagangan antara Afrika dan Indonesia pada tahun 2017 mencapai US$884 miliar atau mengalami peningkatan 15,25% dari tahun 2016. Masih kecil dalam hal angka, tetapi tren pertumbuhan sangat positif dan signifikan.

Sebagai contoh, pada tahun 2017, perdagangan Indonesia dengan Liberia meningkat 284% dengan Komoro meningkat 268%, dengan Gabon meningkat 215%, dengan Togo meningkat 105%, dengan Burundi meningkat 105%, dan dengan Cabo Verde meningkat 100%.

"Saya menyambut baik fakta bahwa forum ini akan menghasilkan kerja sama ekonomi yang konkret di bidang infrastruktur industri strategis dan pembiayaan," ujar JK.

JK juga menegaskan bawa manfaat pertumbuhan ekonomi yang kuat juga hars dirasakan oleh masyarakat. Kesepakatan bisnis yang disimpulkan dalam forum ini bernilai lebih dari US$500 juta.

"Untuk Indonesia, komitmen kami terhadap forum ini tidak perlu dipertanyakan. Mari kita bergandengan tangan dalam membangun Indonesia dan Afrika serta dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan makmur," ujar JK.