Soal Pemindahan Kedutaan ke Yerusalem, Ini Komentar Dubes Australia
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan menyatakan negaranya tetap berkomitmen pada "solusi dua negara" untuk penyelesaian konflik Isral-Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Kemlu RI, Jakarta, Selasa (16/10/2018), menyusul pengumuman Perdana Menteri Australia Scott Morrison tentang wacana pemindahan Kedutaan Besar Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Saya meyakinkan dia (Menlu RI) tentang apa yang PM Morrison katakan secara terbuka bahwa Australia belum mengambil keputusan apapun mengenai hal-hal yang memengaruhi Yerusalem," ujar Dubes Gary.
Namun, ia melanjutkan, pernyataan PM Morrison juga menunjukkan bahwa Australia mencermati situasi dan mencari opsi-opsi berbeda untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Pemerintah Australia tidak menentukan jangka waktu tertentu untuk implementasi wacana ini, dan PM Morrison akan terus mengkaji keputusan paling tepat terkait status Yerusalem. Konsensus internasional menyatakan bahwa status Yerusalem sebagai kota suci tiga agama yaitu Islam, Kristen dan Yahudi harus diselesaikan melalui kesepakatan damai.
Pada 1967, pasukan Israel menguasai bagian timur Yerusalem, yang dianggap Palestina sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
"Komitmennya (PM Morrison) terhadap 'solusi dua negara' benar-benar tidak berubah. Australia sangat mendukung 'solusi dua negara' yang memungkinkan Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai dan aman," kata Gary.
Sebelumnya, PM Australia Scott Morrison mengumumkan wacana memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Pengumuman tersebut dibuat setelah Morrison bertemu dengan kandidat Partai Liberal untuk Wentworth yang juga mantan duta besar untuk Israel, Dave Sharma.
Menurut Morrison, wacana tersebut penting untuk dipertimbangkan mengingat "solusi dua negara" belum berjalan dengan baik dan tidak banyak kemajuan telah dibuat---meskipun ia menyatakan tetap berkomitmen terhadap resolusi tersebut.
"Anda tidak melakukan hal yang sama dan mengharapkan hasil yang berbeda," ujarnya seperti dikutip dari ABC News.
PM Morrison membantah bahwa pengumuman tersebut dibuat menjelang pemilu sela di seluruh negara bagian Australia pada 20 Oktober mendatang. Hampir 13 persen pemilih di Wentworth adalah warga Yahudi, dan pemerintah yang berkuasa dari Partai Liberal saat ini perlu memenangi kursi untuk mempertahankan posisinya di senat.
Pertimbangan Morrison berkebalikan dengan sikap mantan perdana menteri Malcolm Turnbull, yang menyatakan keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel tidak akan mengubah posisi Australia di wilayah tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: