Anies Naikkan Tarif Parkir, Peneliti Instran: Tarif Tinggi ke Roda Dua

Peneliti dari Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang merespons positif wacana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menaikkan tarif parkir.

Deddy mengatakan, rencana tersebut akan cukup efektif menekan kemacetan dan membuat para pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum. Apalagi kondisi jalan di Jakarta memang sudah tidak ideal.

"Fakta pertumbuhan kendaraan di Jabodetabek 16% per tahun, berbanding 0,01% pertumbuhan jalan," ujarnya di Jakarta, Jumat (7/12/2018).

Karena itu, peningkatan tarif parkir juga sesuai dengan konsep 'push and pull' dalam konsep transportation demand management, yang berfokus pada optimalisasi infrastruktur dalam sebuah keputusan tentang manajemen transportasi, dalam hal ini Pemprov DKI tengah menggalakkan kampanye naik angkutan umum.

Ia menambahkan, Pemprov DKI pun bisa mengadopsi kebijakan transportasi di Hong Kong, yang meniadakan lapangan parkir di pusat-pusat kota. Bahkan tarif parkir di Jepang, misalnya, yang bisa mencapai Rp100 ribu per jam.

"Ketika semua treatment itu dilakukan, tinggal bagaimana Pemprov DKI memaksimalkan pelayanan angkutan umum, mulai dari keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu transportasi umum," jelasnya.

Menurutnnya, jika kebijakan penaikan tarif parkir juga dikenakan kepada kendaraan roda dua.Sebab dari penelitian, sumber kemacatan di Kota Jakarta terletak dari mendominasinya kendaraan roda dua, hampir 70% pengguna jalan raya.

"Justru dengan tarif tinggi dikenakan kepada kendaraan roda dua, sangat efektif menekan kemacetan, dan menurunkan kadar polusi jalan raya," tegasnya.