Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak Usaha BUMN Ini Catatkan Saham di BEI

Anak Usaha BUMN Ini Catatkan Saham di BEI Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Phapros Tbk (PEHA) telah resmi mencatat kan sahamnya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menjadi emiten ke-57 yang melantai di Bursa.

Saham anak usaha perusahaan BUMN, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) ini saat perdana diperdagangkan tidak stagnan di harga Rp1.200 per lembar saham.

Direktur Utama RNI, Didik Prasetyo mengatakan jika aksi korporasi ini merupakan bagian dari langkah strategis yang ditempuh perseroan untuk mengetahui nilai wajar saham perusahaan yang dapat dilihat setiap saat (real time).

"Selain itu, hal ini juga menjadi peluang agar ke depannya Phapros dapat membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang lebih menguntungkan," katanya di Jakarta, Rabu (26/12/2018). 

Komisaris Utama Phapros, Y Nanang Marjianto juga menyatakan, pencatatan di BEI dapat meningkatkan penerapan GCG terutama dalam sisi transparansi dan akuntabilitas publik. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan ke depan.

"Dengan penerapan GCG yang lebih baik serta didukung citra perusahaan yang meningkat diharapkan perseroan mendapat manfaat dari sisi pendanaan pasar modal yang signifikan, sehingga mampu menunjang pengembangan bisnis yang telah dipersiapkan," ujarnya.

Direktur Utama PT Phapros Tbk, Barokah Sri Utami mengungkapkan bahwa sebelum mencatatkan saham di Bursa, Phapros sudah menjadi perusahaan Tbk yang mekanisme jual beli saham dilaksanakan di pasar konvensional.

"Hal tersebut mengakibatkan harga saham tidak memiliki standar dan patokan yang jelas. Dengan pencatatan saham di BEI, harga saham Phapros kini terstandardisasi," ungkapnya.

Wanita yang akrab disapa Emmy ini menuturkan bila keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan. Manajemen perseroan memutuskan untuk melantai di Bursa pada akhir tahun ini seiring dengan kinerja perusahaan yang sedang tumbuh.

Di mana hingga September 2018, Phapros telah membukukan laba sebesar Rp96 miliar naik 33,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara pendapatan perseroan sebesar Rp697 miliar meningkat 8,8% dibanding pendapatan periode yang sama pada tahun lalu.

Pharos pun telah mengembangkan bisnis anorganiknya dengan mengakuisisi perusahaan farmasi PT Lucas Djaja dan entitas anak yang berlokasi di Bandung. Dengan akuisisi tersebut, kapasitas produksi yang dimiiiki oleh Phapros meningkat signifikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: