Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

HSBC Cari Mitra Luncurkan Platform Blockchain Voltron

HSBC Cari Mitra Luncurkan Platform Blockchain Voltron Ilustrasi Blockchain | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan perbankan multinasional yang berbasis di Inggris, HSBC Group, kini tengah mencari mitra perbankan di Korea Selatan untuk dapat membantunya meluncurkan platform baru berbasis blockchain bernama Voltron di negara itu. Kabar ini diangkat oleh The Korea Times dalam laporannya pada Selasa (12/3/2019) lalu, sebagaimana dilansir oleh Cointelegraph beberapa waktu lalu.

Voltron sendiri merupakan platform khusus yang memungkinkan perusahaan untuk memproses dan menyelesaiakan faktor perdagangan mereka melalui blockchain. Pertama kali diluncurkan pada Oktober 2018 lalu, platform ini dibangun secara bersama-sama antara konsorsium R3 dan delapan bank, termasuk HSBC, ING, dan Standard Chartered. Saat ini platform itu masih masuk dalam tahap uji coba.

Direktur Inovasi HSBC untuk Blockchain, Joshua Kroeker, dalam laporan The Korea Times tersebut menyatakan bahwa pihaknya berencana meluncurkan Voltron secara komersial dalam waktu dekat. Dalam hal ini, HSBC ingin menjalin hubungan dengan bank-bank di Korea untuk berkolaborasi dalam pengembangan platform dan juga berbagi beban biaya.

Baca Juga: Gunakan Blockchain, Pasar Modal Indonesia Bakal Jauh Lebih Aman

Kroeker meyakini bahwa sistem desentralisasi ala blockchain akan dapat secara signifikan mengurangi waktu yang secara umum diperlukan untuk operasi antarbank dan juga memfasilitasi koneksi.

"Dampak terbesarnya adalah waktu. Waktu dan transparansi akan membantu perusahaan mengelola arus kas dan modal kerja mereka dengan lebih baik. Kini kami di sini minggu ini untuk merangkul bank-bank di Korea untuk dapat berkolaborasi bersama pada platform blockchain ini untuk leeter of credit (LoC)," ujar Kroeker.

The Korea Times mencatat bahwa pengarsipan dan pemrosesan surat-surat perdagangan di Korea Selatan secara rata-rata biasanya memakan waktu lima hingga sepuluh hari. Namun, dalam kasus-kasus tertentu sebenarnya juga bisa bertahan hingga 30 hari. Sebagai catatan publikasi, sistem desentralisasi dapat membantu mengurangi waktu ini menjadi 24 jam karena blockchain memungkinkan berbagai pihak untuk memiliki akses ke data secara real time.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: