JAKARTA, 22 Januari 2014 - Karikatur berjudul “RIP” Penegakan Hukum buah karya Hendrikus David Arie Mulyatno dari Suara Pembaruan memenangi penghargaan Adinegoro 2013 untuk Kategori Karikatur.
Karya tersebut meraih nilai 280 dari tiga orang juri. yaitu karikaturis senior Pramono R Pramoedjo, budayawan Mudji Soetrisno, dan dosen Institut Kesenian Jakarta serta pemahat Dolorosa Sinaga.
Hendrikus membuat karikatur demokrasi dalam sosok pria berkaki buntung yang sedang berziarah ke “makam” penegak hukum.
“Pemenang mampu menghasilkan karya yang melepaskan diri dari kesulitan untuk mengungkapkan ‘kepedihan’ yang dirasakan di negeri ini. Pesannya luar biasa kuat dan baru meskipun ada juga kelemahannya,” kata Pramono mengenai karikatur yang dimuat di Suara Pembaruan pada 17 Oktober 2013 itu.
Dolorosa mengatakan dia memberi nilai tinggi pada karya tersebut karena mampu menggambarkan citra bangsa yang saat ini sangat menyedihkan dan menyesakkan hati. Ia berharap karya ini bisa menggugah mereka yang menjadi pengelola negeri ini agar citra seperti yang digambarkan ini tidak akan terlihat lagi.
Sementara itu, Mudji Sutrisno menghargai karya ini yang bisa sampai ke tingkat membawa pembaca untuk berpikir dan merenung bahwa demokrasi sudah “buntung”. Menurut Mudji, karikatur tersebut mengajak pembaca mewaspadai bahwa “uang” bisa membawa ke liang kubur.
Secara keseluruhan Pramono mengamati bahwa karikatur memberi kebebasan pada karikaturis untuk berpendapat melalui karya-karya mereka, namun selama era reformasi ini karya karikatur cenderung menurun apalagi bila dibandingkan dengan masa Orde Baru.
“Tugas kitalah untuk melatih para karikaturis muda untuk meningkatkan diri,” katanya.
Tema yang ditetapkan panitia untuk penilaian Anugerah Adinegoro 2013 ialah Demokrasi dan Citra Bangsa. Anugerah Adinegoro 2013 untuk Kategori Karikatur diikuti oleh 42 karya dari 10 media. Dari jumlah tersebut, Dewan Juri memilih 10 karya karikatur unggulan dengan rincian lima karya bertema demokrasi dan lima karya lainnya bertema citra bangsa.
Penerapan tema tersebut mungkin dapat diuji selama tiga tahun ke depan, bagaimana para karikaturis bisa menghasilkan karya yang memberi pesan serta mengajak pembaca untuk berpikir dan merenung lebih dalam.
Pemenang anugerah Adinegoro mendapat piagam, trofi dan uang tunai Rp 50.000.000,- serta akan menerima penghargaan tersebut pada acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Bengkulu pada 9 Februari 2014.
Anugerah jurnalistik Adinegoro diselenggarakan setiap tahun untuk memberi penghargaan pada karya terbaik jurnalistik investigasi, jurnalistik foto, jurnalistik karikatur, jurnalistik televisi, jurnalistik tajuk rencana dan jurnalistik karikatur.
Selain itu panitia Hari Pers Nasional juga memberikan dua penghargaan khusus untuk jurnalistik media situs berita (siber) dan jurnalistik infotainment.
Foto: Ist
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nurcholish MA Basyari
Editor: Nurcholish MA Basyari
Tag Terkait:
Advertisement