Manokwari Membara, Masak 'Kami Dibilang Monyet'

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua DPRD Papua Barat, Peter Kondjol menyebut kondisi kemanan di Manokwari, Papua Barat masih memanas. Ia menyebut insiden tersebut dipicu oleh aksi di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu, karena penghinaan bernada rasisme yang ditujukan pada mahasiswa Papua.

"Ada penistaan adik-adik di Surabaya dan Malang. Kami dibilang monyet dan sebagainya. Itu memicu juga di Papua Barat. Menjadi protes sehingga kantor DPRD Papua Barat dibakar. Padahal Manokwari ini kota yang toleran dan damai," ujarnya kepada wartawan, Senin (19/8/2019).

Baca Juga: Manokwari Membara, Istana Bersuara: Papua dan Jawa Tak ada Perbedaan

Baca Juga: BUSET!!! Demo Ricuh di Manokwari, Warga Pendatang Ketakutan

Ia pun mengaku tak menyangka insiden pembakaran Gedung DPRD Papua Barat dibakar. Namun, meski demikian kondisi disana sudah membaik.

"Kami tidak menyangka kondisi ini bisa terjadi. Saya mendapat telepon, posisi saya di Sorong Selatan. Saya rencana besok kembali ke Manokwari. Ini imbasan dari peristiwa Surabaya dan Malang. Kondisi saya sudah membaik," jelasnya.

Selain itu, ia menyebut pihaknya telah menerima kabar jika mahasiswa akan menggelar demonstrasi di Manokwari. Namun, ia menduga ada pihak yang memprovokasi sehingga kerusuhan pecah.

"Saya ditelepon adik-adik mahasiswa kalau mereka mau demo. Tapi saya pesan demo secara damai. Kami juga sayangkan kenapa hal ini bisa terjadi. Justru hari ini disusupi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Semoga polisi bisa mengusutnya," katanya.

Sebelumnya, aksi tersebut sebagai bentuk protes atas pengepungan dan intimidasi terhadap sejumlah mahasiswa di Surabaya dan Malang belum lama ini

Sehingga, sejumlah warga di Manokwari pada Senin pagi waktu setempat turun ke jalan. Sebagian bahkan sampai membakar ban di tengah jalan. Akibatnya, sejumlah ruas jalan di Manokwari dilaporkan lumpuh.