Beuh! Saham ABBA Melesat, Efek Bung Erick Thohir Bakal Jadi. . . .

Saham media milik Erick Thohir, yakni PT Mahaka Media Tbk (ABBA) bergerak melesat jauh hingga ke posisi pertama sebagai saham top gainers pada perdagangan bursa (17/10/2019). Terhitung sampai dengan pukul 10.59 WIB, saham ABBA menguat 12,50% dari Rp162 per saham menjadi Rp180 per saham. 

Berdasarkan pantauan redaksi WE Online, sekitar pukul 10.00 WIB tadi, saham ABBA bahkan menguat hingga ke level tertinggi di Rp185 per saham. Penguatan ini menjadi yang ketiga kalinya dalam sepekan terakhir dengan akumulasi kenaikan sebesar 36,36%.

Baca Juga: Ups! Tak Akan Ada Kesepakatan Dagang Kalau Trump Belum. . . .

Baca Juga: Erick Thohir Jajaki Peluang Kelola Persis Solo, Begini Curhatnya!

Aktivitas perdagangan pun sangat ramai, di mana sudah ada 8.809 kali transaksi atas saham ABBA. Diperdagangkan dengan volume 196,54 juta saham, ABBA mengantongi nilai transaksi sebesar Rp34,49 miliar.

Pergerakan saham ABBA yang kian ekspansif didorong oleh sentimen politik, di mana Erick Thohir yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama ABBA digadang-gadang akan menjadi salah satu menteri terpilih dalam kabinet kerja Jokowi-Ma'ruf periode 2019-2024. 

Baca Juga: Come On, Rupiah! Come On!

Kabar masuknya nama mantan ketua TKN Jokowi-Ma'ruf ini ke dalam bursa calon menteri sudah ramai dibicarakan publik sejak beberapa waktu lalu. Dengan berbagai kapabilitas yang dimilikinya, Erick Thohir dinilai pantas untuk menerima satu jatah kursi menteri di pemerintahan. 

Hal itu pun turut disuarakan oleh politisi Golkar, Abdul Rahman Farisi. Ia menilai, Erick Thohir layak diangkat sebagai menteri dengan rekam jejaknya yang profesional dan dianggap akan membantu Jokowi dalam mengatasi persoalan kebangsaan.

Baca Juga: Erick Thohir Ngotot Jadi. . . Saham ABBA Ngeri

"Beliau (Erick Thohir-Red) sangat layak diangkat jadi Menteri, terlepas dari posisinya sebagai ketua tim nasional pemenangan Jokowi-Maruf, dia adalah seorang yang profesional yang bisa membantu presiden dalam mengatasi persoalan kebangsaan," tegasnya seperti dikutip dari SindoNews, Jakarta, Kamis (17/10/2019).