Genjot Ekspor, Eximbank Resmikan Desa Kakao Devisa

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank meresmikan Desa Kakao Devisa di Desa Nusasari, Kabupaten Jembrana, Bali Barat.

"LPEI memiliki IEB Institute yang telah bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor untuk membuat kajian bersama memetakan potensi wilayah berdasarkan komoditas unggulan dengan menggunakan beberapa aspek yang dijadikan indikator terukur," jelas Sinthya Roesly, Direktur Eksekutif LPEI, seperti dikutip laman Kementerian Keuangan di Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Baca Juga: Asyik! BI Mudahkan Eksportir Lapor Devisa Hasil Ekspor

Adapun beberapa aspek yang digunakan untuk pemilihan Desa Kakao Devisa yaitu: 1) aspek produksi; 2) aspek konsistensi dan keberlanjutan produksi; 3) aspek pemberdayaan masyarakat desa dan koordinasi antarlembaga; 4) aspek koordinasi antarpemangku kepentingan desa devisa; 5) aspek produsen dan manajerial; serta 6) aspek infrastruktur dan sarana penunjang lain.

Selain itu, LPEI juga bekerja sama dengan Koperasi Semaya Samiyana yang beranggotakan 605 petani kakao. Sejak tahun 2012 telah melakukan pelatihan dan pendampingan para petani kakao untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pelaksanaan ekspor. Wakil Bupati Jembrana,I Made Kembang Hartawan mengapresiasi peresmian Desa Kakao Devisa ini.

"Saya berterima kasih banyak kepada LPEI atas dukungannya, mulai dari sarana dan prasarana produksi serta pelatihan dan pendampingan ekspor sejak dari 2012 kepada para petani kakao di Jembrana," pungkasnya.

Sebagai informasi, Desa Devisa merupakan kelompok tertentu yang berpotensi untuk melakukan aktivitas produksi secara berkelanjutan untuk ambil bagian dalam rantai pasokan ekspor global baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan adanya desa devisa ini, diharapkan dapat memajukan kesejahteraan masyarakat  Indonesia khususnya bagi masyarakat lokal berdasarkan pengembangan produk unggulan setempat serta menopang ekonomi kerakyatan melalui kegiatan ekspor nasional.