Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh duta besar (dubes) RI untuk menjadi duta investasi dan ekspor. Hal ini dikatakan karena diplomasi ekonomi Indonesia perlu lebih ditingkatkan tanpa harus mengurangi porsi diplomasi.
Ia juga menyebut bahwa Indonesia baru merdeka jika berhasil menyelesaikan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) atau tekor.
"Saya ingin kita semuanya fokus kepada diplomasi ekonomi. Saya ingin 70-80 persen apa yang kita miliki fokusnya di situ, diplomasi ekonomi, karena itulah yang sekarang ini sedang diperlukan oleh negara kita," kata Jokowi saat membuka rapat kerja kepala perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).
Baca Juga: Eropa Mau Cekal Sawit? Jokowi: Tenang, Kita Pakai Sendiri Saja!
Baca Juga: Jokowi Bakal Kunjungi Uni Emirat Arab, Bahas...
"Goal-nya ke mana? Goal-nya ke current account deficit kita menjadi plus tidak negatif, neraca perdagangan kita menjadi plus tidak negatif. Goal-nya ke sana," lanjut dia.
Selain itu, ia mengatakan upaya yang akan dilakukan ialah dengan mencari sebanyak mungkin produk substitusi impor. Seperti, mengundang investor luar negeri yang mampu mengubah batubara menjadi produk gasifikasi (DME), kelapa kopra menjadi avtur, hingga produk petrokimia lainnya yang selama ini masih menjadi beban neraca perdagangan.
"Kalau kita neraca transaksi berjalan kita sudah positif, baik, saat itulah kita betul-betul baru merdeka. Dengan siapa pun kita berani karena tidak ada ketergantungan apa pun mengenai sisi keuangan, sisi ekonomi," jelas dia.
Selain itu, Kepala Negara juga menargetkan penyelesaikan CAD hingga tekor neraca perdagangan selama tiga sampai empat tahun ke depan.
"Arahnya ke sana, sehingga bantuan dari para duta besar mengenai ini, urusan investasi, sebagai duta investasi sangat penting sekali," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: