Apple diam-diam mengakuisisi Xnor.ai dengan nilai fantastis US$200 juta. Akuisisi ini terbilang tidak biasa. Pasalnya Xnor.ai disebut-sebut sebagai perusahaan yang jauh dari standar persyaratan akuisisi raksasa teknologi asal Amerika itu.
Xnor.ai sendiri merupakan perusahaan pembuat algoritma mesin pembelajaran (machine learning). Proses algoritma Xnor.ai dianggap sangat efisien hingga dapat berjalan pada tingkat perangkat keras terendah, seperti perangkat elektronik yang tertanam dalam kamera yang menggunakan sedikit daya.
Namun, dengan menggunakan algoritma Xnor, mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas seperti pengenalan objek, yang dalam keadaan lain mungkin memerlukan prosesor yang kuat atau koneksi cloud.
Baca Juga: Trump Geram ke Apple! Bagai Peribahasa 'Kacang Lupa Kulit'. Begitu Maksud Tersembunyi Cuitannya
Akuisisi Apple terlihat masuk akal ketika orang berpikir tentang bagaimana perusahaan itu mengarahkan upayanya menuju edge computing.
Dengan cip yang didedikasikan untuk mengeksekusi alur kerja mesinĀ pembelajaran dalam berbagai situasi, Apple jelas bermaksud agar perangkatnya beroperasi secara independen dari cloud untuk tugas-tugas seperti pengenalan wajah, pemrosesan bahasa alami, dan augmented reality. Ini sama halnya dengan kinerja untuk keperluan privasi.
Perangkat lunak kameranya menggunakan algoritma mesinĀ pembelajaran secara ekstensif untuk menangkap dan memproses gambar, tugas berat yang berpotensi lebih ringan dengan dimasukkannya teknik penghematan Xnor.
Baca Juga: Habis Gelap Terbit Terang, Apple Mulai Bangkit Lagi di China, Ini Buktinya!
Mengutip Techcrunch (16/1/2020), Ali Farhadi, Founder dan CEO Xnor, mengatakan, sebelumnya perusahaan yang didirikan bersama AI2 itu telah mengumpulkan pendanaan US$2,7 juta pada awal 2017 dan US$12 juta pada 2018. Kedua putaran pendanaan dipimpin oleh Madrona Venture Group Seattle dan telah terus mengembangkan operasi lokal dan area binsis.
Setelah diakuisisi Apple, Xnor kemungkinan akan pindah ke kantor Apple di Seattle. AI2 mengonfirmasi bahwa Farhadi tidak lagi bekerja di sana, tetapi ia akan mempertahankan posisi staf pengajarnya di Universitas Washington.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: