WE Online, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melihat peningkatan jumlah permintaan kebutuhan bahan pokok menjelang bulan suci Ramahdan dan Hari Raya Idul Fitri adalah siklus rutin setiap tahun. Oleh karena itu, seiring dengan peningkatan permintaan maka pemerintah harus menjaga sisi suplai agar kenaikan harga tidak terlalu melonjak tinggi.
"Kalau kita lihat sifat dari kenaikan harga itu sebenarnya bisa dibagi dua. Ada yang 30 hari menjelang bulan Ramadan dan 30 hari menjelang Idul fitri. Jadi, biasanya dalam 60 hari ada kenaikan 5-10% dan pemerintah anggap normal," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (20/6/2014).
Lebih lanjut, Lutfi mengklaim bahwa untuk saat ini semua harga kebutuhan pokok relatif normal. Namun, untuk daging ayam, dan telur ayam, pemerintah terpaksa untuk mengintervensi guna menaikkan harga kedua komoditas tersebut.
"Kalau tidak ditolong dari sisi harganya, peternak mandiri dan industri peternak akan bangkrut massal. Secara siklus lima bulan untung, tujuh bulan rugi. Oleh sebab itu, pemerintah mengintervensi daripada pasar tersebut karena ketersediaan supply 46 juta, sedangkan permintaan hanya 40 juta dalam seminggu. Artinya, harga akan anjlok terus," urainya.
Untuk itu, pemerintah akan terus menjaga suplai barang pokok karena selama suplai dijaga mestinya kenaikan harga bisa dianggap dalam batas-batas kenormalan.
"Contoh daging sapi dan sapi. Pada triwulan I 2014 mengimpor tiga kali lebih banyak dibandingkan triwulan I tahun 2013," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement