Harga Batu Bara Acuan November Lanjutkan Tren Menguat

Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada  November 2020 mengalami kenaikan 9,23% dibandingan dengan HBA Oktober 2020.

Setelah pada Oktober HBA naik ke angka US$51 per ton, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara menetapkan HBA bulan ini sebesar US$55,71 per ton.

"Sinyalemen positif atas permintaan pasar (batubara) ikut mendongkrak kenaikan HBA di November. Belum lagi meningkatnya permintaan Tiongkok karena tingginya harga batu bara domestik China ketimbang harga impor," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, Rabu (4/11/2020).

Baca Juga: Kejar Lifting 1 Juta Barel, SKK Migas Bidik Pengeboran 1.000 Sumur Per Tahun

Agung menambahkan pulihnya industri di Jepang dan Korea Selatan turut memengaruhi peningkatan permintaan batu bara global. Naiknya permintaan batu bara di beberapa negara menyebabkan naiknya rata-rata indeks bulanan penyusun HBA, yakni Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platts 5900.

"Nantinya, harga acuan sebesar US$55,71 per ton ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama November 2020 pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel)," ucapnya.

Semenjak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global, pergerakan HBA mengalami fluktuasi. HBA sempat menguat sebesar 0,28% ke angka US$67,08 per ton pada Maret 2020 dibandingkan Februari 2020 yang dipatok US$66,89 per ton.

Kemudian, HBA terus mengalami pelemahan ke angka US$65,77 per ton pada April dan US$61,11 per ton pada Mei. Selanjutnya, pada Juni 2020, HBA turun ke angka US$52,98 per ton, Juli US$ 52,16 per ton, dan Agustus US$50,34 per ton.

Sempat turun di September menjadi US$49,42 per ton, HBA kembali menguat di Oktober dan November 2020.