Akuisisi Volterra, F5 Tawarkan Layanan Simplifikasi Penerapan Jaringan 5G
Implementasi 5G dan edge computing perlu disederhanakan dalam hal penerapan dan operasinya. Dalam laporan IDG, 2,86% penyedia layanan menganggap mengintegrasikan solusi edge computing sangat menantang.
"Banyak perusahaan telah mengalami transformasi digital, memberikan layanan dan pengalaman digital kepada pelanggan mereka melalui aplikasi. Sebagian besar perusahaan ini telah berusaha secara manual mengintegrasikan application logic, delivery, dan security dari aplikasi di local dan wide area networks, public clouds, Content Delivery Networks (CDNs), dan edge infrastructures," kata Surung Sinamo Country Manager Indonesia F5, Kamis (1/7/2021).
Baca Juga: POCO M3 Pro 5G Segera Masuk Indonesia, Ini Rincian dan Harganya
F5, perusahaan multi-cloud application security dan delivery dengan portofolio yang meliputi otomatisasi, security, performance, dan insight capabilities, menyediakan platform horizontal untuk mengatasi kompleksitas penerapan jaringan 5G dan mengoperasikan aplikasi dan layanan di berbagai platform cloud dari core ke far-edge dan hingga enterprise edge.
Langkah ini dilakukan dengan akuisisi Volterra yang baru-baru ini dilakukan F5 untuk menyediakan solusi berbasis SaaS kepada service provider suatu single platform untuk menghubungkan, mengamankan, dan mengamati aplikasi yang digunakan di berbagai cloud platform.
Surung melanjutkan dengan mengatakan bahwa praktik ini memaksa perusahaan untuk mengadaptasi aplikasi mereka ke setiap vendor edge yang menyebabkan kompleksitas operasional yang berlebihan.
Belum lagi dengan operasi yang kompleks, perusahaan juga menghadapi risiko dari makin meningkatnya serangan dan ancaman serangan siber seiring dengan kehadiran 5G.
Penyedia layanan (Service Provider) terus mengalami transformasi digital saat mereka bermigrasi ke 5G. Dalam mempersiapkan penerapan 5G dan edge computing, perusahaan perlu mendesain ulang mobile network dan IT architectures mereka dari awal. Beralih dari arsitektur jaringan berbasis alat yang monolitik dan memanfaatkan IT architectures horizontal.
Pada arsitektur 5G yang terdistribusi, muncul kebutuhan untuk mengurangi kompleksitas dalam penerapan (deploy), pengelolaan (manage), dan pemeliharaan (maintain) life cycle dari puluhan ribu kluster Kubernetes.
Transisi dari 4G ke 5G, service provider harus mendukung virtual network functions (VNF) bersamaan dengan cloud-native functions (CNF). Memiliki beberapa cloud stacks VNF dan CNF, akan membuat pengelolaan jaringan makin sulit.
"Dengan Volterra, F5 dengan bangga menawarkan ground-breaking platform untuk membantu meningkatkan efektivitas keamanan di environment 5G dan menyederhanakan manajemen dan operasi di lanskap multi-cloud yang heterogen," lanjut Surung.
Volterra menyediakan platform untuk mengelola semua aplikasi terdistribusi dari pusat data inti hingga edge, far-edge, dan enterprise edge. Volterra memberikan kepercayaan multi-cloud. Ini berarti bahwa Volterra menyediakan kemampuan untuk menghubungkan dan berbagi beban kerja dengan seluruh lingkungan terdistribusi dari beberapa penyedia public, private cloud, dan edge.
Dengan solusi SaaS Volterra, perusahaan dapat menerapkan, mengelola, dan meningkatkan puluhan ribu klaster Kubernetes sambil mengelola akses identitas, kebijakan, dan keamanan yang konsisten di semua klaster.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: