Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menilai kepemimpinan Presiden Jokowi hanya terfokus pada pembangunan saja.
Oleh sebab itu, menurutnya, hingga saat ini banyak hal esensial yang terasa seakan-akan diabaikan dalam kepemimpinan Jokowi.
“Indeks Indonesia di beberapa pembangunan jiwa itu makin merosot. Pertama kebebasan berpendapat, kedua antikorupsi, dan ketiga antinepotisme dan oligarki,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (16/11).
Baca Juga: Tokoh Tionghoa Senggol Jokowi, Pak.. Kok Jenderal Andika Nggak Dilantik-lantik, Ada Apa Pak?
Menurutnya, pemenjaraan atas sikap kritis, serangan personal atas aktivis kritis dalam bentuk doxing, dan kerja buzzer yang tak jarang justru menjadi faktor pemicu kekisruhan di dunia maya.
“Saat yang sama, kepercayaan atas melemahnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pemberantasan korupsi makin mengental di benak rakyat Indonesia,” ucapnya.
Bahkan, menurutnya, tuntutan yang ringan terhadap pelaku korupsi bansos, proses TWK dan kampanye taliban oleh buzzer sudah melemahkan antikorupsi.
“Karena semua itu, kini telah meningkat ketidakpercayaan pada masa depan pemberantasan korupsi,” tuturnya.
Pada saat yang sama, Ray juga menilai tidak ada pembenahan terhadap institusi polisi maupun kejaksaan.
“Alih-alih perbaikan, yang ada hanyalah gali lobang tutup lobang. Satu kasus ditutup muncul lagi kasus lain,” katanya.
Dirinya lantas memberikan contoh. Di antaranya dugaan pelanggaran etika menteri dalam berbisnis komoditas tes PCR menambah ketidakpercayaan rakyat pada presiden.
“Isu PCR yang tersangkut dengan menteri pak Jokowi, dan disikapi dingin oleh beliau, tentu meningkatkan ketidakpuasan itu,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: