WE Online, Surabaya - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2014 yang hanya tercatat 5,01 persen disebabkan oleh pengaruh perlambatan ekonomi global.
"Angka kuartal tiga melambat karena pertumbuhan ekonomi dunia sedang melambat, kecuali Amerika Serikat," katanya di Surabaya, Rabu (5/11/2014).
Mirza menjelaskan bahwa saat ini perlambatan terlihat dari lesunya perekonomian di negara tujuan ekspor Indonesia, seperti Tiongkok dan Jepang, serta didukung oleh harga komoditas yang sedang mengalami penurunan.
"Harga batu bara turun. Kelapa sawit juga tidak meningkat. Itu pasti tercermin di ekspor komoditas kita yang melambat," ujarnya.
Mirza memperkirakan bahwa pada triwulan IV pertumbuhan ekonomi akan sedikit meningkat dari triwulan III dengan keseluruhan angka pertumbuhan pada akhir tahun berada pada kisaran 5,1 persen-5,2 persen.
"Saya rasa kuartal empat antara flat atau meningkat sedikit. Tapi, memang tahun ini masih level 5,1 persen-5,2 persen. Sampai kuartal satu tahun depan saya rasa masih segitu," katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I mencapai 5,21 persen dan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II sebesar 5,12 persen. Dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III hanya tercatat sebesar 5,01 persen berarti pertumbuhan ekonomi nasional masih berada pada kisaran 5,1 persen atau jauh dari asumsi dalam APBN-Perubahan 2014 sebesar 5,5 persen.
Sementara itu, Bank Indonesia pernah memprediksi target pertumbuhan ekonomi 2014 berada pada angka perkiraan 5,1 persen-5,5 persen dengan kecenderungan mengarah ke batas bawah. Kondisi ini membuat pemerintah harus bekerja keras untuk mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi. Apalagi, Presiden Joko Widodo dalam janji politiknya menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,0 persen dalam beberapa tahun mendatang. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement