Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Dorong LJK Ikut serta Biayai Infrastruktur

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan bahwa hingga saat ini total aset perbankan syariah telah mencapai Rp 240 triliun. Oleh sebab itu, pihaknya mendorong lembaga jasa keuangan (LJK) dalam hal ini sektor keuangan syariah untuk turut andil dalam pembiayaan infrastruktur di pemerintahan.

"Kita ingin bisa ikut bangun pesawat terbang, jalan tol, pelabuhan, infrastruktur lewat keuangan syariah. Pembiayaan syariah bisa memberikan sumbangan bagi ekonomi nasional," ucap Muliaman dalam acara Bincang Nasional tentang Pesantren dengan tema Pemberdayaan Lembaga Pesantren dalam Rangka Peningkatan Kemandirian Ekonomi di Kantor BI Surabaya, Jawa Timur, seperti dikutip Detik, Kamis (6/11/2014).

Muliaman menjelaskan pemberian kredit harus diberikan kepada sektor yang produktif dan berkesinambungan sehingga bisa bermanfaat dalam penggunaannya. Pemberian kredit kepada yang tidak tepat akan menimbulkan munculnya kredit macet.

"Penyebab kredit bermasalah karena penggunaan kredit yang keliru. Jadi, paradigmanya tidak hanya sekadar mendekatkan pelayanan keuangan kemudian selesai. Tapi, harus diberdayakan sebab uang harus produktif dan dikelola dengan baik. Kredit lunas, kredit lunas, jangan kredit terus amblas. Jadi, harus berkesinambungan," jelas dia.

Setali tiga uang, di tempat terpisah, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Gandjar Mustika mengatakan pihaknya mengupayakan agar industri keuangan juga turut memberikan kontribusinya dalam pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan dan pembangunan infrastruktur baik melalui panas bumi, biomassa, biogas, dan lain-lain.

"Sesuai target Presiden Joko Widodo (Jokowi) membangun pembangkit listrik berkapasitas 20.000 MW di mana empat persennya berbasis energi terbarukan, kami akan dorong lembaga jasa keuangan mendanai program tersebut," katanya dalam sebuah forum riset di Jakarta.

Berdasarkan data OJK pada 2013, proporsi kredit/pembiayaan green financing perbankan naik 1,37 persen menjadi Rp 10,2 triliun dari Rp 9,3 triliun pada tahun 2012. Proyek pertanian organik merupakan proyek paling besar yang dibiayai bank umum sebesar Rp 2,8 triliun, disusul minihidro sebanyak Rp 2 triliun, energi terbarukan lainnya Rp 2,4 triliun, dan energi efisien Rp 1,8 triliun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: