WE Online, Denpasar - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dapat memicu kenaikan inflasi sekitar satu hingga dua persen.
"Kami perkirakan inflasi naik satu hingga dua persen. Kalau jadi naik (harga BBM) maka minimal itu hitung-hitung kami," katanya di Denpasar, Rabu (12/11/2014).
Menurut dia, kenaikan harga BBM itu selain diprediksi menaikkan inflasi juga diprediksi meningkatkan angka kemiskinan dan pengangguran.
"Angka kemiskinan pasti akan naik minimal satu persen kalau jadi BBM naik karena banyak perusahaan turunkan produksi. Karena itu, banyak perusahaan akan memutuskan hubungan kerja," ucap mantan Kepala Polda Bali itu.
Sebelumnya, Bank Indonesia Wilayah III Bali dan Nusa Tenggara juga memprediksi inflasi terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak mencapai sekitar 1,8 persen.
"Kami hitung kira-kira 1,8 persen apabila memang terjadi kenaikan harga BBM sebesar Rp 3.000," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali & Nusa Tenggara Benny Siswanto di Denpasar.
Menurut dia, pihaknya telah melakukan penghitungan baik di Bank Indonesia maupun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali. Apabila kenaikan harga BBM benar terjadi, Benny memperkirakan akan terjadi dampak domino.
"First round effect itu terhadap transportasi dan second round effect itu terhadap harga bahan-bahan (makanan)," ucapnya.
Bersama TPID, pihaknya telah mengadakan langkah antisipasi, termasuk pengendalian inflasi dengan berkoordinasi dengan TPID dan Pemerintah Provinsi Bali. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement