WE Online, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan hingga awal November secara umum berada dalam kondisi yang normal. Demikian simpulan Rapat Bulanan Dewan Komisioner OJK yang digelar rutin pada minggu kedua setiap bulan untuk mengevaluasi perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan.
Dari sektor industri keuangan nonbank seperti pasar modal, OJK menilai kondisi di pasar saham, walaupun IHSG secara point-to-point relatif stabil, namun selama Oktober mengalami volatilitas yang cukup tinggi.
"Di tengah fluktuasi di pasar saham, NAB reksa dana masih menguat yang didukung oleh net subscription yang cukup besar. NAB reksa dana pada bulan Oktober meningkat Rp 6,5 triliun (2,99%) sehingga secara total menjadi Rp 224,3 triliun," ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK Lucky FA Hadibrata di Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Lucky menambahkan sebagian besar kenaikan NAB Oktober berasal dari net subscription sebesar Rp 5,8 triliun. Nilai portofolio investasi meningkat sebesar Rp 771 miliar, sedangkan investor reksa dana saham tercatat melakukan penambahan peningkatan dana secara signifikan.
"Sedangkan untuk nilai investasi dana pensiun per September 2014 relatif stabil dibandingkan posisi Agustus 2014 sebesar Rp 173 triliun. Sedangkan, nilai investasi asuransi per September 2014 turun sebesar 2,18% menjadi Rp 591,9 triliun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 605,1 triliun. Aset perusahaan pembiayaan per September 2014 tercatat sebesar Rp 417,2 triliun, meningkat 1,15% (mtm) atau 6,55% (yoy)," jelas dia.
Sementara untuk profil risiko, pada pasar modal nilai transaksi perdagangan saham pada Oktober meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan maraknya sentimen pasar yang terjadi selama bulan tersebut. Sementara bid-ask spread mengalami pelebaran dibandingkan bulan sebelumnya.
"Untuk risiko kredit lembaga jasa keuangan secara umum berada pada level yang relatif rendah. Risiko kredit pada perbankan relatif rendah, kualitas kredit stabil, tercermin dari NPL yang rendah dan stabil. Perlu diwaspadai konsentrasi kredit pada debitur inti yang relatif tinggi dan porsi kredit valas yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Perusahaan pembiayaan per September 2014 financing to asset ratio (FAR) dan nonperforming financing (NPF) perusahaan pembiayaan relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Perlu tetap diwaspadai potensi peningkatan suku bunga terhadap tingkat NP," imbuhnya.
Setali tiga uang, risiko pasar industri jasa keuangan juga relatif rendah. Di sektor perbankan risiko masih dikategorikan rendah dengan rata-rata posisi devisa netto di bawah 3% selama setahun terakhir, jauh di bawah batas ketentuan 20%.
Nilai investasi asuransi sedikit menurun dan investasi dana pensiun relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Reksa dana, investasi membukukan peningkatan nilai pada seluruh instrumen utama. Perusahaan pembiayaan, tingkat utang (gearing ratio) perusahaan pembiayaan mengalami kenaikan tipis, sementara eksposur utang luar negeri (ULN) perusahaan pembiayaan per September mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah pada bulan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement