Dihujat Gegara Wayang Berwajah Khalid Basalamah Godain Cewek, Gus Miftah: Bukan Urusan Saya

Pengasuh pondok Pesantren Ora Aji, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah santai menanggapi hujatan berbagai pihak setelah dirinya menggelar pentas wayang di pondok pesantren miliknya. Dalam pertunjukan itu muncul tokoh penceramah Khalid Basalamah. Tokoh itu mengenakan peci dan berjenggot lebat.

Kendati dihujat berbagai pihak, namu  Gus Miftah menegaskan, alur cerita serta tokoh yang diangkat dalam pertunjukan wayang itu bukan urusan dirinya. Penampilan tokoh yang menyerupai Khalid Basalamah itu adalah wewenang dalang yang memandu jalannya penas.

Baca Juga: Gus Miftah Digeruduk Warganet Gegara Singgung Ustaz Khalid Basalamah

“Soal konten atau lakon, atau atraksi di dalam pertunjukan wayang, itu merupakan domain dan wilayahnya dalang itu sendiri,” kata Gus Miftah kepada wartawan (21/2/2022).

Adapun dalam pertunjukan itu, wayang berwajah Khalid Basalamah itu digambarkan sebagai karakter antagonis, selain bikin jengkel dia juga pria hidung belang yang gemar merayu perempuan. Diakhir cerita, Wayang tersebut dihajar sampai babak belur sampai tangannya patah menjadi dua bagian. 

Terkait hal ini, Gus Miftah lagi-lagi tak mau tahu menahu, dia bilang sebelum pertunjukan digelar dalang memang sempat menjelaskan lakon atau karakter yang bakal ditampilkan di panggung, hanya saja jalan cerita dari pertunjukan itu sama sekali tidak dibocorkan sebelumnya.

“Pertunjukannya seperti apa, itu ya urusan dalang, bukan urusan saya,” ujarnya.

Gus Mifta mengaku mengetahui jalan cerita pertunjukan itu ketika dirinya sedang menyaksikan acara itu, jelas dirinya juga tidak mengatur-ngatur dalang untuk merubah skenario pertunjukan tersebut.

“Itu sudah merupakan kebiasaan bahwa atraksi panggung atau atraksi dalam pertunjukan wayang itu urusan dalang. Otoritas dalang,” sambung Gus Miftah.

Sebagaimana diketahui, Gus Miftah adalah salah satu tokoh menentang keras pernyataan Khalid Basalamah yang mengharamkan wayang dan meminta warisan budaya itu  dimusnahkan.