Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Silakan Ferdinand Membela Diri, Tapi Saksi Ahli dari Agama PBNU Tegas Bilang Dia Harus Minta Maaf!

Silakan Ferdinand Membela Diri, Tapi Saksi Ahli dari Agama PBNU Tegas Bilang Dia Harus Minta Maaf! Kredit Foto: Twitter/Ferdinand Hutahaean
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ahli agama Islam dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama alias PBNU Misbahul Munir menyatakan, cuitan Ferdinand Hutahaean soal "Allahmu Lemah, Allahku Kuat" tidak benar, sehingga memiliki unsur kebohongan.

Pernyataan itu dibeberkan Misbahul Munir dalam sidang lanjutan terdakwa Ferdinand Hutahaean di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Menurut Misbahul, Ferdinand Hutahaean tidak seharusnya melontarkan ucapan tersebut, meski telah beragama Islam sekali pun.

Baca Juga: Formula E Dipersoalkan, Cuitan Geisz Chalifah Menggelegar: Gue Akan Balas dengan Fakta, Tunggu Saja!

"Jika sesama Islam tidak dibenarkan membuat cuitan itu, apalagi beda agama. Jadi, Kristen ke Islam, Kristen ke Kristen, atau agama lain tidak benar memberi pernyataan tersebut," jelas Misbahul di PN Jakarta Pusat, Selasa (8/3).

Misbahul menjelaskan, kata Allah identik dengan agama Islam, sehingga jelas menimbulkan perdebatan besar di masyarakat.

Meski yang dianggap Allah juga ada dalam agama Kristen, dia menilai Ferdinand pun tidak boleh mengucapkan atau menulis hal tersebut.

"Allah-mu itu menyasar ke umat Islam. Jadi, kalimat ini ialah kebohongan. Sebab, kami meyakini bahwa Allah itu bersifat segala kesempurnaan dan disucikan dari berbagai kekurangan," ungkapnya.

Selain itu, Misbahul menuturkan kalimat lemah dalam cuitan Ferdinand turut melanggar keyakinan umat Islam.

Baca Juga: Kok Bisa Masukin Nama UAS di Daftar Penceramah Radikal? Ada Hubungannya dengan Pernyataan Jokowi?

Dengan demikian, Misbahul mengatakan hal itu menjadi gejolak yang timbul di masyarakat.

"Gejolak itu timbul dari cuitan Mas Ferdinand. Jadi, Mas Ferdinand ini harus minta maaf terkait cuitan tersebut karena menyiarkan kebohongan," imbuhnya. (*)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: