Inflasi Global Akan Berkepanjangan, Diprediksi Terjadi hingga Tahun 2023

Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah meningkatnya risiko dan ketidakpastian perekonomian global serta inflasi yang terlalu tinggi di beberapa negara termasuk Amerika Serikat mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi tertekan.

Peneliti di Center of Digital and Innovation Economy di Institut for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, mngungkapkan bahwa inflasi dalam negeri akan berkepanjangan hingga 2023.

Baca Juga: Inflasi Global Melonjak, Pengamat: Indonesia Akan Terkena Dampak

"Tentu hingga 2023, inflasi global masih berpotensi untuk tinggi yang bisa menyebabkan inflasi di Indonesia juga terus meningkat," katanya saat dihubungi Warta Ekonomi, Sabtu (16/7/2022).

Ia menjelaskan saat ini nampaknya inflasi sudah mulai menanjak, di mana terakhir inflasi Indonesia berada di angka 4,35 persen. 

"Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan target BI dan pemerintah di angka 4 persen," katanya.

Menurutnya inflasi yang timbul salah satunya dari inflasi barang impor dimana harga barang dari luar negeri hampir semuanya meningkat.

"Dengan meningkatnya harga dari impor tentu meningkatkan harga di dalam negeri. Jadi memang ada dampaknya. Dampak yang lebih buruk lagi adalah bisa terjadi krisis pangan," jelasnya.

Terlebih masih banyak urusan dalam negeri yang masih belum beres.  Huda menuturkan beberapa hal seperti masalah harga komoditas dan barang kebutuhan lainnya sangat berpengaruh.

Di sisi lain menurutnya konflik Rusia dan Ukraina ini menambah resiko krisis energi maupun krisis pangan karena sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan berakhir.

"Perang di Ukraina juga nampaknya masih menemui jalan buntu yang bisa menyebabkan harga dari kebutuhan komoditas global terus meningkat," imbuhnya.