Andalkan OSS, Pelajar Indonesia di Luar Negeri Didorong jadi Pengusaha

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendorong mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk memiliki jiwa bisnis dan berkontribusi bagi bangsa, sehingga dapat menjadi jembatan investasi bagi Indonesia di kancah internasional.

Hal itu disampaikan Bahlil saat menghadiri peluncuran Global Chief Executive Officer (CEO) Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia di Jakarta, kemarin. Ia mengatakan para pelajar kini dapat memanfaatkan kemudahan perizinan usaha yang disediakan oleh pemerintah melalui Online Single Submission (OSS). untuk membuka usaha.

"Saya dukung mahasiswa ini untuk buka usaha. OSS bisa buat bikin Nomor Induk Berusaha (NIB). Jadi usaha kalian terlindungi secara hukum," katanya.

Global CEO PPI Dunia terbentuk dari kerjasama antara PPI Dunia yang diwakili oleh Ketua Koordinator PPI Dunia, Faruq Ibnul Haqi, dan Yayasan Harapan Indonesia Gemilang (Hanida) yang dihadiri oleh Founder of the Hanida Foundation, Sri Suparni Bahlil.

PPI Dunia dengan jaringan di 60 negara bersama dengan Hanida Foundation membentuk International Lumbung Community untuk membentuk program bersama di bidang sosial, kemanusiaan, dan kemasyarakatan.

Baca Juga: Cetak 1 Juta Wirausaha Baru, Teten Usulkan Perguruan Tinggi Ubah Kurikulum

Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan jaringan pasarnya di seluruh dunia.

Pendiri Hanida Foundation Sri Suparni Bahlil dalam sambutannya menyampaikan bahwa UMKM merupakan salah satu penggerak perekonomian nasional yang berperan dalam pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, lanjutnya, perlu ada gerakan yang dapat membangun jaringan bisnis baik di dalam maupun luar negeri bagi UMKM melalui kerjasama dengan PPI Dunia.

“Dengan diluncurkannya Global CEO PPI Dunia, kami berharap ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa luar negeri untuk memulai bisnis, sehingga juga dapat menjadi jembatan bagi UKM untuk memiliki daya saing global,” kata Sri.