Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Bank Indonesia Jawa Barat akan terus memperhatikan dampak lanjutan kenaikan harga BBM terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
"Jadi yang perlu dijaga yakni second and third round effects atau dampak lanjutan,"kata Kepala BI Jabar Herawanto kepada wartawan di Bandung, Kamis (8/9/2022)
Baca Juga: Tunggu Restu Ridwan Kamil, Tarif Bus AKAP-AKDP di Terminal Cicaheum Siap Naik
Herawanto mengaku sejauh ini inflasi masih bisa dikendalikan sebagai hasil dari kerja keras yang dilakukan semua pihak. Terkait prediksi inflasi pada semester II 2022, ia menegaskan sejauh ini segala indikator relatif bagus yang menjadi pekerjaan rumah untuk menjaga momentum. Artinya, dengan kenaikan harga BBM ini semua pihak diharapkan meminimalisasi rembetan berupa dampak lanjutan kenaikan harga kebutuhan lain.
"Pemerintahan daerah bisa memberikan subsidi ongkos angkutan publik,” katanya
Menurutnya, dampak kenaikan BBM ini juga berpengaruh terhadap ketahanan pangan karena komponen ini harus dijaga stabilitas harganya. Setidaknya, komoditas non administered prices ini diharapkan tidak ikut melonjak pascakenaikan harga BBM.
"Diharapkan pemerintah daerah bisa disiplin melakukan operasi pasar untuk stabilitas harga.
Seperti yang telah dilakukan BI Jabar dengan merealisasikan program ekosistem ketahanan pangan terintegrasi (Pangsi) bertajuk Sukabumi Project. Jalinan kolaborasi itu diyakini menjamin ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi komoditas pangan.
Herawanto menambahkan hal penting lainnya yang harus dilakukan yakni melancarkan distribusi barang.
Baca Juga: BBM Baru Saja Naik, Loyalis Megawati Tiba-tiba Kritik Habis Cara Main Jokowi
"Artinya, kalau tidak perlu naik ngapain distribusi barang itu naik?” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
