Soal Anies Baswedan yang Diperiksa KPK Terkait Formula E, Rocky Gerung: Kasusnya Diada-adain!

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini diketahui memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu, (7/9/2022) terkait penyelenggaraan kompetisi Formula E Jakarta.

Alasan Anies Baswedan diperiksa KPK adalah guna membaurkan kemajuan dan gagasan soal ajang penyelenggaraan formula E. Hal ini, kata Anies, agar KPK dapat mendudukannya dalam sistem hukum dan pertanggungjawaban sebuah kebijakan.

“Ini adalah upaya membaurkan kemajuan dan gagasan soal formula E, agar KPK dapat mendudukannya dalam sistem hukum dan pertanggungjawaban sebuah kebijakan,” papar Anies.

Baca Juga: Sengaja Dijegal, Ini Skenario Terburuk Jika Anies Baswedan Terpilih di Pilpres 2024

Menanggapi pemanggilan Anies ke KPK ini, Rocky Gerung mengatakan bahwa kasus ini adalah kasus yang diada-adain atau dibuat-buat. 

“Kalau memang Anies mengumpulkan dana untuk berkampanye politik dan terlihat bahwa Anies dananya diambil dari APBN DKI. Itu juga gak ada. Kasus ini diada-adain”, ungkap Rocky Gerung seperti dikutip dari Youtube Channelnya, Rocky Gerung Official Kamis, (08/09/22). 

“Biarkan saja festival of justice dipamerkan. Kan orang melihat parameter Anies Baswedan tuh apa tentu parameter politik. Dipantau oleh dalam negeri, dipantau oleh luar negeri. Dan selalu akan dicari kesalahannya kalau seseorang beroposisi. Dan Anies beroposisi apa gak? Iya jelas,” tambah Rocky. 

Baca Juga: Pengamat Kebijakan Publik Beberkan Alasan Anies Baswedan Tidak Bisa Maju Pilpres 2024

Dalam analisis Rocky ia mengatakan Anies Baswedan memang sengaja diganggu. 

“Setiap minggu dibolak-balik. Panggil nanti, BAP lagi, sampai waktu Pemilu. Lalu orang akan melihat Anies emang hendak dilecehkan. Kan itu yg terlihat,” ucapnya.

Dia juga menjabarkan urutan waktu pemanggilan Anies sangat politis. 

Baca Juga: Nama Anies Baswedan Disebut Sebagai Calon Terkuat Pilpres 2024, Pengamat: Ini Alasan Dia Dijegal

“Anies sebentar lagi dilengserkan, lalu ada kasus ini. Jadi soal-soal ini memang sengaja mau melegitimasi Anies untuk menunjuk orang lain,” katanya.