BEI Ungkap Ada 42 Perusahaan Antri Cari Dana Segar Senilai Rp47 Triliun dari Pasar Modal

Baca Juga: Jual Saham ke Publik, Perusahaan Pemegang Lisensi K-Pop Cari Dana Segar Rp125 Miliar

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa hingga saat ini ada sebanyak 42 perusahaan yang tengah mengantri untuk masuk ke pasar modal melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

“Sampai dengan 16 November 2022, terdapat 42 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan perkiraan dana yang dihimpun sebesar Rp46,9 triliun,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, di Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Lebih lanjut Ia merinci bila berdasarkan sektornya, paling banyak berasal dari sektor Consumer Cyclicals ada 7 perusahaan, 6 Perusahaan dari sektor Technology, 5 Perusahaan dari sektor Energy, 4 Perusahaan dari sektor Industrials, 4 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic, 4 Perusahaan dari sektor Healthcare, dan 4 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate.

Baca Juga: Tengah Jalani Proses IPO, CEO Techno9 Indonesia Bongkar Strategi Perusahaan ke Depan

“Sisanya, 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures, 2 Perusahaan dari sektor Financials, 2 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals, dan 1 Perusahaan dari sektor Basic Materials,” ucapnya. 

Nah, dari 42 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham, ada sekitar 35% yang merencanakan pencatatan di tahun 2023. “Sedangkan sisanya berencana melakukan pencatatan di tahun 2022,” jelas Nyoman.

Sebagai informasi, saat ini terdapat 4 perusahaan yang telah berada pada sistem e-IPO, yaitu PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE), PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP), PT  Multi Medika Internasional Tbk (MMIX) dan PT Personel Alih Daya Tbk (PADA). Sampai dengan tanggal 16 November 2022, perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia berjumlah 54 perusahaan. 

Sementara itu, hingga 16 November 2022, terdapat 42 perusahaan yang berada pada pipeline right issue dengan perkiraan total dana yang akan dihimpun sebesar Rp 42,3 triliun. 

“Ditinjau dari jumlah perusahaan yang berencana melakukan right issue maupun perkiraan jumlah dana yang dihimpun dari right issue, terbanyak dari sektor financials,” tutup Nyoman.