Tahun Politik Picu Kekhawatiran Sektor Properti

Warta Ekonomi, Jakarta -

Tahun politik memicu kekhawatiran dari kalangan sektor properti. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Knight Frank Indonesia, 58% responden merasa tahun politik akan melemahkan sektor properti.

Sebagai informasi, responden yang terlibat pada survei Knight Frank Indonesia berasal dari kalangan pemangku kepentingan di sektor ekonomi, seperti pengembang, investor, konsultan, hingga ke akademisi, pemerintahan, serta lembaga keuangan.

"Tahun politik jadi salah satu risiko yang perlu diwaspadai di sektor properti," kata Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga: Meski Ada Ancaman Resesi, Lebih Banyak Pelaku Properti yang Optimistis dengan Kinerja 2023

Responden juga memprediksi pemulihan sektor properti pasca tahun politik baru akan terwujud pada 3-5 tahun kemudian. Jawaban ini diungkapkan oleh 66% responden.

Meski begitu, masih banyak juga responden yang merasa tahu politik tak memiliki signifikansi penting pada kinerja sektor properti. Sekitar 38% responden yang tergolong dalam kelompok ini.

Selain tahun politik, responden juga mengungkapkan beberapa faktor lain yang memicu kekhawatiran mereka, seperti pandemi yang berkelanjutan, naiknya harga material bangunan dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), hingga adanya lonjakan inflasi serta suku bunga sebagai dampak dari krisis ekonomi global. 

"Di tengah optimisme pasar dalam memproyeksikan stabilitas sektor properti untuk 2023 terkait isu resesi dan naiknya suku bunga, para responden juga mewaspadai berbagai potensi resiko yang bisa mengganggu perkembangan sektor properti," pungkasnya.