Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasihan Inggris, Ramalan Ini Bilang Negara Raja Charles III Punya Nasib Buruk di 2023

Kasihan Inggris, Ramalan Ini Bilang Negara Raja Charles III Punya Nasib Buruk di 2023 Prajurit Marinir Kerajaan Inggris menahan Union Jack setelah latihan militer Joint Expeditionary Force (JEF) pimpinan Inggris Baltic Protector 2019 di bekas kota militer Soviet dekat Skrunda, Latvia, 2 Juli 2019. | Kredit Foto: Reuters/Ints Kalnins
Warta Ekonomi, London -

Inggris menghadapi salah satu resesi terburuk di antara negara-negara industri terkemuka dunia tahun ini, lapor Financial Times, mengutip para ekonom.

Dalam jajak pendapat tahunan dari 101 ekonom terkemuka yang berbasis di Inggris, mayoritas mengatakan kepada outlet tersebut bahwa dampak dari inflasi yang melonjak, yang dipicu oleh pandemi dan konflik Ukraina, akan bertahan lebih lama di Inggris daripada di negara-negara G7 lainnya, dan pemulihan negara tersebut akan menjadi salah satu yang terlemah.

Baca Juga: Inggris Akan Berlakukan Keringanan Pajak Kripto untuk Investor Global

PDB akan menyusut untuk sebagian besar tahun 2023, pemerintah harus menjalankan kebijakan fiskal yang ketat, dan Bank of England akan mempertahankan suku bunga tinggi, kata laporan itu.

John Philpott, seorang ekonom pasar tenaga kerja independen, mengatakan kepada Financial Times bahwa "resesi tahun 2023 akan terasa jauh lebih buruk daripada dampak ekonomi dari pandemi."

Responden lain menggambarkan prospek konsumen - terutama mereka yang berpenghasilan rendah - sebagai "tangguh", "suram", "suram", "menyedihkan", dan "mengerikan", tulis outlet tersebut.

Inflasi mencapai dua digit di Inggris tahun lalu, memuncak pada 11,1% tahun ke tahun di bulan Oktober, level tertinggi selama lebih dari 40 tahun. BoE menaikkan tarif dengan gabungan 325 poin tahun lalu ke level tertinggi sejak 2008. Lonjakan harga konsumen disebabkan oleh lonjakan biaya energi global.

Negara-negara lain juga akan menderita secara ekonomi, karena IMF memperkirakan pekan lalu bahwa sepertiga ekonomi global akan mengalami resesi tahun ini.

Namun, menurut Financial Times, bahkan setelah pemulihan sedang berlangsung, Inggris kemungkinan besar akan terus tertinggal dari negara lain, karena kesalahan yang dibuat oleh pemerintah telah memperburuk masalah yang ada seperti produktivitas yang buruk, investasi bisnis yang lemah, pengabaian pemerintah terhadap layanan publik, dan kerusakan perdagangan yang ditimbulkan oleh Brexit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: