Anak-anak Jokowi Masuk Politik, Pengamat Kecewa Berat: Lebih Parah dari Era Soeharto! Bisnis dan Kekuasaan Disabet Habis
Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut lebih parah daripada Presiden Indonesia ke-2, Soeharto. Hal itu disampaikan analis politik Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.
Pandangan itu Pangi sampaikan merespons terjunnya putra Jokowi ke dunia politik. Dia mengaku sudah memprediksi kalau anak-anak Jokowi akan terjun ke dunia politik selama sang ayah masih memiliki kekuatan sebagai penguasa. Karena hal inilah, Pangi, menyebut Jokowi lebih parah dari Soeharto.
Baca Juga: Baru Mau Terjun ke Dunia Politik, Kaesang Pangarep Sudah Bidik Jabatan Eksekutif
Pangi menerangkan kalau anak-anak Soeharto pada saat berjaya fokus membesarkan bisnisnya masing-masing. Tidak ada satupun dari putra dan putri Soeharto yang masuk ke gelanggang politik praktis.
Sementara, dua putra Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, awalnya mengaku tidak akan masuk ke dunia politik karena fokus menjadi pengusaha. Namun, seiring usahanya berkembang dengan baik, Gibran terlebih dahulu terjun ke dunia politik dan langsung menjadi kepala daerah sebagai Wali Kota Surakarta.
Kemudian, baru-baru ini anak bungsu Jokowi, Kaesang mengutarakan keinginannya untuk menyelam ke dunia politik. "Lebih parah dibandingkan era Soeharto. Kalau sekarang parahnya, bisnis iya, kekuasaan iya, keduanya disabet habis," terang Pangi, mengutip Suara.com, Jumat (27/1/2023).
Awalnya Pangi menaruh hormat kepada Jokowi karena melihat kedua anaknya tidak mengekor ayahnya merintis karier politik. Namun, kini Pangi kecewa melihat Jokowi yang memanfaatkan betul kekuasaan yang dimilikinya saat ini.
Menurutnya, alangkah baiknya kalau putra Jokowi bisa maju sebagai kepala daerah ketika jabatannya sebagai presiden selesai.
Baca Juga: Tak Macam Jokowi, Anies Baswedan Sudah Biasa Ogah-ogahan Saat Dijabat Masyarakat: Aslinya Ya Begitu
"Saya dulu respek sama presiden, tapi begitu semua anaknya ditarik ke dunia politik praktis, saya bilang ini lebih parah dibandingkan nepotisme era Soeharto. Kalau mau maju jadi kepala daerah, silakan, tapi jangan sedang berkuasa menjadi presiden, nanti dulu, Jokowi harus bisa menghentikan dan tidak mendukung anaknya maju menjadi kepala daerah," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement