Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengembangan Perkebunan Sawit Jadi Bagian dari Strategi Pembangunan Pedesaan

Pengembangan Perkebunan Sawit Jadi Bagian dari Strategi Pembangunan Pedesaan Pekerja menyusun tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hasil panen di Desa Berkah, Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (2/11/2022). Pemerintah melanjutkan pembebasan pungutan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) per 1 November 2022 sampai harga referensi CPO lebih besar atau sama dengan 800 dolar AS per metrik ton (MT). | Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembangunan perkebunan kelapa sawit di Indonesia merupakan bagian dari strategi pembangunan pedesaan. Lantaran, perkebunan kelapa sawit pada awalnya dibangun di daerah-daerah yang dapat dikategorikan sebagai daerah yang terdegradasi, terisolir, terbelakang, pinggiran, dan pelosok.

Tumbuh-kembangnya perkebunan kelapa sawit, catat laman Palm Oil Indonesia, menciptakan manfaat kemajuan baik secara ekonomi, sosial, maupun ekologi kepada masyarakat desa baik sebagai petani (plasma, swadaya) maupun pekerja pada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga menarik kegiatan sektor-sektor ekonomi terkait yang menciptakan manfaat lebih luas dan dinikmati masyarakat di desa secara keseluruhan.

Baca Juga: Menilik Sejarah Awal Kelapa Sawit Indonesia Melalui Pola Kemitraan

"Peningkatan aktivitas ekonomi di pedesaan baik pada sektor perkebunan kelapa sawit maupun sektor non-perkebunan kelapa sawit berdampak pada peningkatan ekonomi daerah. Selain perekonomiannya lebih besar, kabupaten sentra sawit di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan kabupaten non-sentra sawit," catat laporan PASPI, dikutip Jumat (27/1/2023).

Studi Kasryno (2015) dalam laporan PASPI menemukan bahwa beberapa provinsi sentra sawit di Indonesia seperti Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan (Barat, Tengah dan Timur) juga memiliki tingkat pertumbuhan PDRB yang relatif lebih tinggi dibandingkan provinsi dengan luas perkebunan kelapa sawit yang relatif rendah seperti di Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi.

Selain itu, hasil beberapa studi yang dirangkum laporan PASPI mencatatkan, penurunan kemiskinan pada provinsi sentra sawit seperti Sumatera dan Kalimantan juga lebih cepat dibandingkan provinsi non-sentra sawit. Sementara, hasil penelitian Syahza (2013) dalam laporan PASPI mengungkapkan bahwa pembangunan perkebunan kelapa sawit dapat mengurangi ketimpangan ekonomi kota dan kabupaten.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: