Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekjen PDIP Hasto Minta Pidato Megawati Soal Ibu-ibu Pengajian Ditafsirkan Secara Komprehensif

Sekjen PDIP Hasto Minta Pidato Megawati Soal Ibu-ibu Pengajian Ditafsirkan Secara Komprehensif Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjawab pertanyaan wartawan di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP di Jakarta, Jumat (10/1/2020). Hasto membantah isu dirinya dijemput tim KPK di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) terkait kasus suap yang menjerat kader PDIP Harun Masiku dan Komisioner non aktif KPU Wahyu Setiawan. | Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto buka suara soal pidato Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri tentang ibu-ibu pengajian.

Dia mengatakan dalam menafsirkan pidato Megawati hendaknya dilakukan secara menyeluruh.

"Dalam sambutan tersebut kan temanya tentang stunting, tentang bagaimana keterlibatan ibu-ibu dalam pendidikan anak untuk bersiap-siap menghadapi bencana tentang pendidikan anak yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya," kata Hasto kepada awak media, dikutip dari YouTube Suaradotcom, Jumat (24/2/2023).

Baca Juga: Diserang Masyarakat Karena Berani Usik Ibu-ibu Pengajian, Kader PDIP Pasang Badan Bela Megawati

Adapun pendidikan yang dimaksud berorientasi pada basis keluarga. "Jadi, bukan pada masalah pengajiannya," imbuhnya.

Terlebih, lanjut dia, Megawati juga mengatakan bahwa dirinya pun pernah mengikuti pengajian. Oleh karena itu, ia berharap publik dapat menafsirkan perkataan Megawati secara komprehensif.

"Itu kan juga sudah disampaikan oleh Wakil Menteri Agama Bapak Zainuddin yang juga menyampaikan hal-hal yang sangat baik setelah melihat itu semua," ujarnya.

Hasto menyoroti bahwa Megawati juga telah mengatakan beribu-ribu maaf sebelum menyampaikan pendapatnya tentang stunting. Di sisi lain, jumlah stunting di Indonesia juga masih tinggi, yakni sekitar 22%.

"Ini bukan soal persoalan tubuh pendek. Ini persoalan pemikirannya, kecerdasannya, ini mengancam masa depan 24 tahun yang akan datang," tegas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: