Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Kopi RI Makin Mendunia, Mendag Zulhas Yakin Petani Bakal Untung

Ekspor Kopi RI Makin Mendunia, Mendag Zulhas Yakin Petani Bakal Untung Petani mengeringkan biji kopi arabika di Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). Kementerian Pertanian menargetkan sebanyak 810 ribu ton produksi pada komoditas kopi pada 2023 dari berbagai daerah di Indonesia. | Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan, ekspor kopi nasional dan kesejahteraan petani kopi di Indonesia bakal meningkat pascapenandatanganan Persetujuan Kopi Internasional (International Coffee Agreement/ICA) 2022 di Inggris.

Zulhas mengatakan, Indonesia menyambut baik penandatanganan ICA 2022. Menurutnya, ini menjadi tonggak sejarah yang penting bagi masa depan keanggotaan Indonesia di ICO dan langkah maju yang penting bagi posisi masa depan kopi Indonesia di pasar internasional.

Baca Juga: Ekspor Konsentrat Tembaga Bakal Dibatasi, Dua Hal Ini Patut Jadi Pertimbangan

"Diharapkan kerja sama dengan ICO akan mengatasi berbagai tantangan dan meningkatkan kesejahteraan petani kopi," ujar Zulhas, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (10/3/2023).

Sebagai informasi, ICA merupakan perjanjian multilateral antara pemerintah yang mewakili negara-negara penghasil kopi dan konsumen kopi. ICA 2022 menjadi kesepakatan ketujuh sejak 1962 setelah ICA menetapkan kuota ekspor kopi untuk menstabilkan harga kopi dunia.

Zulhas menuturkan, penandatanganan ini merupakan tahapan yang mengindikasikan keinginan negara anggota untuk mengimplementasikan ICA 2022. 

"Dengan penandatanganan ini, Indonesia menjadi negara anggota ke-10 yang telah menandatangani ICA 2022. Dari total 49 negara anggota, sudah 9 negara anggota ICO yang telah menandatangani ICA 2022, yaitu 8 negara eksportir dan 1 negara importir," jelas Zulhas.

Dia merincikan, negara eksportir tersebut ialah Brasil, Kosta Rika, Nikaragua, Peru, Togo, Venezuela, Panama, dan Kolombia. Sementara, negara importir ialah Jepang. Selebihnya, dijadwalkan menandatangani hingga batas akhir April 2023.

Zulhas lalu menyebut, ICA 2022 merupakan salah satu instrumen efektif untuk mengaktualisasi sektor kopi global dengan modernisasi dan penajaman fungsi ICO dalam mendorong terbentuknya sektor kopi yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya tahan.

Dia menilai, perjanjian ini dapat menguntungkan semua pemangku kepentingan rantai nilai sektor kopi, khususnya petani. "ICA 2022 merupakan tonggak penting dalam merumuskan visi dan misi bersama, tentang cara terbaik untuk menerapkan dan mempromosikan kegiatan pemerintah dan sektor swasta melalui pembentukon Board of Affiliate Members (BAM)," lanjutnya.

Zulhas menambahkan, ICA 2022 juga menegaskan kembali kontribusi terhadap ketahanan masyarakat dan petani kopi dengan mengintegrasikan konsep penghasilan hidup (living income) sekaligus memastikan keberlanjutan masa depan sektor kopi global.

"Kami mengapresiasi terpilihnya Indonesia sebagai salah satu negara dalam studi pengembangan standar pendapatan penghidupan (living income) yang diinisiasi Coffee Public-Private Task Force (CPPTF) ICO," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: