Perawatan Kilang Cilacap Selesai, Pertamina Siap Pasok Kebutuhan Lebaran

Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memastikan siap untuk memasok bahan bakar minyak (BBM) untuk melayani pemudik Lebaran 2023.

Corporate Secretary PT KPI, Hermansyah Y Nasroen mengatakan, keyakinan tersebut dilatarbelakangi selesainya Turn Around (TA) Kilang 1 Cilacap. Adapun kilang dengan lingkup 35 unit proses di enam area kilang tersebut baru saja dilakukan rangkaian kegiatan pemeliharaan.

"Penyelesaian TA Kilang I ini dilanjutkan tahap start up, sebagai tanda dimulainya kembali operasional kilang dan sejak 28 Maret 2022 siap digunakan untuk Satgas Ramadan Idulfitri 1444 H," ujar Hermansyah dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (13/4/2023).

Baca Juga: Konsumsi BBM Diperkirakan Meningkat hingga 10 Persen pada Masa Mudik Lebaran 2023

Hermansyah mengatakan, TA yang dilaksanakan saat ini kegiatan perawatan rutin setiap lima tahun sekali dan bertujuan untuk memperbaiki performa kilang serta peremajaan peralatan. 

Ia menyebut, bahwa TA telah selesai dilaksanakan dan Kilang Fuel Oil Complex (FOC) I sebagai primary processing secara umum berstatus normal operasi sejak 28 Maret 2023. 

“Status yang sama juga untuk Kilang LOC I, LOC II, LOC III, SRU & UTL I yang dioperasikan sehari berikutnya secara bertahap sampai normal operasi," ujarnya. 

Lanjutnya, seiring tuntasnya TA Kilang I Tahun 2023 selama 30 hari kalender, kilang terbesar dan paling strategis di Indonesia ini siap kembali tancap gas menghasilkan produk energi terbaik. 

"Tujuan utama TA untuk mengembalikan performa peralatan kilang sehingga mampu beroperasi sesuai kapasitas desain awal. Beberapa proyek antara lain untuk menunjang keandalan operasional, efisiensi energi, peremajaan peralatan, improvisasi kesisteman dan pengembangan baru, serta kepatuhan terhadap regulasi pemerintah,” ucapnya.

Dengan selesainya TA, kemampuan Kilang Cilacap meningkat dalam mengolah minyak mentah yang lebih sour, dari sebelumnya Total Acid Number (TAN) 0,30 menjadi 0,46. 

“Peningkatan kemampuan kilang ini sejalan dengan rencana strategis kami untuk dapat mengolah minyak mentah dengan jangkauan yang lebih luas sehingga dapat diperoleh bahan baku yang lebih ekonomis dan menurunkan biaya pokok produksi kilang,” ungkapnya.