Megawati Tak Pernah Usung Prabowo Jadi Capres, Panda Nababan: Perjanjian Batu Tulis Gak Pernah Ada!

Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada yang menarik dalam pengumuman Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP). Pencalonan tersebut dilaksanakan di Istana Batu, Bogor, pada Jumat (21/4/2023) dan diumumkan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Istana Batu Tulis memang sering digunakan oleh PDIP untuk mengumumkan hal-hal berkaitan dengan pemilihan umum.

Selain itu, Istana Batu Tulis juga menjadi tempat perjanjian antara Megawati dan Prabowo Subianto yang pada tahun 2009 maju berpasangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Dalam perjanjian tersebut juga tercantum bahwa Megawati akan mendukung Prabowo Subianto untuk maju dalam Pilpres 2014.

Politikus senior Panda Nababan dalam diskusinya bersama Total Politik (23/4/2023) menjelaskan alasan Megawati tidak maju dalam Pilpres 2014 atau bahkan alasan mengusung Joko Widodo alih-alih Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Baca Juga: Tak Ambil Pusing Soal Prabowo yang Ogah Jadi Cawapresnya Ganjar, PDIP Siapkan Skema Politik Anti-Kawin Paksa

“Kalau saya lihat waktu itu, Bu Mega dia bilang ke saya Panda apa kau pikir saya enggak punya malu. Saya kan sudah tiga kali kalah, sekali sama Mas Dur (Gus Dur), dua kali sama SBY. Aku sudah nenek-nenek,” kata Megawati kepada Panda Nababan, dikutip dalam kanal Youtube Total Politik (23/4/2023).

Lebih lanjut, Megawati mengatakan kepada Panda Nababan bahwa ia tidak mungkin ‘menggadaikan’ partai hanya untuk perjanjian tersebut.

“Aduh Panda seperti kau enggak tahu ini partai saja. Apa bisa saya gadaikan kedaulatan itu. Enggak mungkin lah saya bikin perjanjian untuk lima tahun ke depan,” ungkapnya.

Panda Nababan kemudian menyatakan bahwa Perjanjian Batu Tulis hanya sekadar obrolan saja, sehingga tidak ada komitmen yang mengatakan untuk mencalonkan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.

“Cerita bahwa janji di Batu Tulis kemudian (membuat) PDI Perjuangan mengusulkan Prabowo, enggak ada itu. Dan itu secara karakteristik partai, sangat tidak mungkin, mekanisme enggak ada,” jelasnya.