Walau Difasilitasi Jokowi, Ganjar Pranowo Menolak Rayuan Prabowo: Gimana Saya Jadi Orang Kedua, Tidak Boleh...

Elite PDI Perjuangan, Panda Nababan kembali memberikan pengakuan mengejutkan terkait dengan Pilpres 2024.

Menurutnya, Prabowo Subianto sebenarnya pernah mencoba untuk meminang Ganjar Pranowo, ia ingin politikus tersebut jadi calon wakil presidennya di 2024.

Baca Juga: PDIP Harus Segera Berubah, Demi Ganjar Pranowo Enggak Kalah: Tolong, Hentikan...

Hal tersebut terjadi saat keduanya menghadiri panen raya di Kecamatan Ambal, Kebumen, Jawa Tengah, pada 9 Maret 2023.

Presiden Joko Widodo alias Jokowi hadir dalam waktu itu, ia menyuruh Prabowo dan Ganjar untuk berdiskusi sambil berjalan bertiga di sawah.

“Jokowi di depan, kemudian dia bilang, ‘kalian berdua (Prabowo dan Ganjar, red) bicara saja’,” tutur Panda saat menjadi tamu siniar kanal Total Politik di YouTube, Minggu (7/5).

Jokowi memberikan kesempatan kepada Prabowo dan Ganjar berbicara berdua di pematang sawah untuk membahas apakah kedua tokoh itu bisa berdampingan di Pilpres 2024.

Prabowo, kata Panda, menawarkan kursi calon wakil presiden (cawapres) kepada Ganjar. Artinya, Prabowo yang menjadi capres.

“Bagaimanapun saya lebih senior,” kata Panda menirukan ucapan Prabowo.

Namun, Ganjar menolak tawaran Prabowo itu. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang juga gubernur Jateng itu tidak mau menjadi cawapres.

“Bagaimana saya bisa jadi orang kedua, tidak mungkin dibolehkan partai saya,” ucap Panda menukil jawaban Ganjar.

Panda menambahkan Jokowi pun bergabung lagi dengan Ganjar dan Prabowo. Politikus senior PDIP itu meyakini Jokowi menguping pembicaraan antara Prabowo dengan Ganjar.

“Kesepakatan kalian berdua itulah yang menjadi pegangan kita, jalan,” kata Panda menyampaikan gambaran tentang omongan Jokowi kepada Ganjar dan Prabowo.

Baca Juga: Yakin Menang Atas Kehendak Tuhan, Anies Baswedan Siap Melibas Capres Hasil Endorse Jokowi

Panda menegaskan informasi soal pembicaraan Ganjar dan Prabowo yang sampai kepadanya itu berkualifikasi A1. “Bukan asumsi,” kata politikus senior PDIP itu.