Indonesia Ikut Serta KTT G7, Jokowi Tegas Bawa Pesan Ini di Depan 7 Negara Maju

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah menterinya menghadiri undangan pertemuan G7 Hiroshima Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-negara G7 di Hiroshima, Jepang. 

Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, yang turut hadir mendampingi Jokowi, membeberkan sejumlah bahasan Indonesia dalam pertemuan Sesi 8 KTT G7 Outreach.

Baca Juga: Ternyata Ini yang Diinginkan Negara-negara G7 Soal Perang Rusia-Ukraina

"Sesi 8 ini membahas upaya global untuk mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," kata Retno, dikutip Selasa (23/5/2023).

Retno menyebut, dalam sesi ini, Jokowi menyampaikan tiga pesan penting di depan para pemimpin tujuh negara ekonomi maju utama dunia, yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Jepang, dan Kanada.

Pertama, Presiden Jokowi melihat semua pemimpin dunia sepakat untuk menjadikan dunia damai, stabil, dan sejahtera.

"Tetapi kenyataannya, situasi justru berbeda: distrust semakin tebal, rivalitas semakin meruncing, perang dan konflik masih terjadi di mana-mana," kata Retno.

Lalu, Retno melanjutkan, hal kedua yang disampaikan Jokowi adalah terkait kebersamaan negara-negara besar G20 telah terjadi pada saat KTT G20 di Bali. 

"Dan Ini adalah hal yang sangat menggembirakan dan sudah seharusnya dijadikan modal untuk menangani masalah-masalah dunia," tuturnya.

Ketiga, sambung dia, Jokowi juga menekankan kepada semua pemimpin dunia yang turut hadir dalam kesempatan itu, bahwa pemimpin harus memiliki keberanian dan kemauan untuk melakukan revolusi besar.

"Untuk membawa perubahan dan perbaikan agar perang dapat dihentikan, karena pada akhirnya selalu rakyat yang menjadi korban," imbuhnya.

Baca Juga: Hadiri KTT G7 di Hiroshima, Jokowi Bahas Sejumlah Kerja Sama Strategis

Retno menambahkan, di sesi kedelapan ini, sebagai penutup, Jokowi menegaskan, "Peace, stability and prosperity is our common responsibility and our common goal," pungkasnya.

Terakhir, Jokowi lalu mengajak semua pemimpin secara bersama melakukan perubahan untuk menciptakan perdamaian.