Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolaborasi Partai Politik dan Agama dalam Mendorong Ekonomi Lokal: Fungsi Strategis Rumah Ibadah

Oleh: Heru Huzaini, Ketua Umum Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) Kota Tangerang

Kolaborasi Partai Politik dan Agama dalam Mendorong Ekonomi Lokal: Fungsi Strategis Rumah Ibadah People Power | Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rumah ibadah, seperti kuil, gereja, masjid, vihara, dan tempat-tempat suci keagamaan lainnya bukan hanya tempat peribadatan, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai pusat ekonomi dalam suatu komunitas. Pengembangan fungsi rumah ibadah untuk kegiatan ekonomi tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga dapat memperkuat ikatan sosial dan kohesi dalam masyarakat.

Pada dasarnya, fungsi ekonomi rumah ibadah terletak pada peluang untuk memanfaatkan ruang tersebut sebagai pusat kegiatan ekonomi lokal. Robert H. Nelson (2002) dalam Economics as Religion: From Samuelson to Chicago and Beyond mengemukakan bahwa rumah ibadah dapat dianggap sebagai “asosiasi sukarela” di mana kegiatan ekonomi dapat berkembang. Teorinya tentang “ekonomi asosiasi sukarela” menyatakan bahwa institusi sosial, termasuk rumah ibadah, memiliki peran yang tidak terduga dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. 

Baca Juga: Gak Bakalan Monoton, Debat Capres Dipastikan Seru oleh KPU

Selain itu, pandangan Rachel McCleary yang menyoroti hubungan yang tidak terduga antara kegiatan ekonomi dan kehidupan keagamaan. McCleary menemukan fakta bahwa adanya pengaruh positif dari kegiatan keagamaan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dalam penelitiannya di berbagai negara. Beberapa peran dan fungsi ekonomi rumah ibadah yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sangat beragam, misalnya dengan menjadikan rumah ibadah sebagai pusat kegiatan ekonomi lokal. Rumah ibadah sering kali merupakan titik pusat dalam suatu wilayah. Mereka dapat memfasilitasi pasar lokal mingguan atau acara khusus yang melibatkan pedagang lokal, mendorong pertumbuhan usaha mikro, dan mempromosikan produk-produk lokal.

Selain itu, rumah ibadah juga berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pelatihan keterampilan. Langkah konkretnya, mereka dapat mengadakan program pendidikan atau pelatihan keterampilan di lingkungan rumah ibadah membuka peluang baru bagi masyarakat untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi, memperluas prospek kerja, serta mengurangi tingkat pengangguran.

Langkah lainnya, rumah ibadah dapat menyediakan layanan kesehatan, pusat bantuan sosial, atau tempat penitipan anak. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat sosial tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi penyedia layanan yang berbasis di komunitas. Misalnya, gereja di suatu kota dapat menampung pedagang lokal untuk mengadakan bazar mingguan di halaman gereja. 

Hal ini tidak hanya memberi kesempatan pada para pedagang lokal untuk menjual barang dagangan mereka, tetapi juga menciptakan pusat kegiatan sosial bagi warga sekitar. Begitupun masjid, juga mampu memfasilitasi program pelatihan keterampilan untuk anggota komunitasnya.

Melalui kolaborasi dengan institusi pendidikan lokal, mereka mengajar keterampilan seperti menjahit, pertanian urban, atau manufaktur kecil, membuka peluang bagi mereka yang ingin memperoleh keterampilan baru atau memulai usaha mereka sendiri. Dengan pendekatan inklusif dan berkelanjutan, rumah ibadah dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Mereka tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi yang beragam, meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 

Dengan pendekatan yang tepat, rumah ibadah dapat menjadi pendorong utama ekonomi lokal sambil tetap mempertahankan peran spiritual dan sosialnya dalam masyarakat. Pengembangan fungsi rumah ibadah sebagai pusat kegiatan ekonomi memiliki potensi besar untuk memajukan komunitas lokal secara holistik. Rumah ibadah, seperti gereja, kuil, masjid, atau vihara, bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi yang beragam dan inklusif bagi masyarakat sekitarnya. 

Peran partai politik dalam pengembangan fungsi rumah ibadah sebagai pusat kegiatan ekonomi juga sangatlah signifikan. Mereka memiliki potensi untuk mendorong kebijakan dan inisiatif yang dapat memperkuat peran rumah ibadah dalam memajukan kegiatan ekonomi lokal. Pendekatan ini melibatkan faktor-faktor politik, ekonomi, dan sosial yang saling terkait.

Memperkuat perihal argumen peran penting partai politik, kajian Jonathan Fox (2008) dalam A World Survey of Religion and the State memberikan sumbangsih penting untuk menelisik lebih lanjut perihal kontribusi partai politik serta kaitannya dengan peran rumah ibadah dalam pembangunan ekonomi lokal. Dengan meminjam analisis Fox, kita dapat melihat bahwa partai politik memiliki kekuatan untuk mendorong pembaharuan kebijakan yang berfokus pada inklusi dan pembangunan yang berkelanjutan. 

Hal ini bisa terbentuk terutama melalui interaksi yang terkoneksi antara aktor-aktor politik dan masyarakat. Partai politik adalah salah satu aktor kunci dalam proses ini, menentukan arah dan fokus kebijakan yang diterapkan.

Suatu partai politik dapat memulai dialog terbuka dengan pemimpin agama dari berbagai denominasi untuk mengidentifikasi potensi pengembangan ekonomi di rumah ibadah mereka. Mereka kemudian merumuskan kebijakan yang memberikan dana hibah bagi program-program pelatihan keterampilan yang dijalankan oleh rumah ibadah untuk masyarakat sekitar.

Partai politik juga dapat mendorong pembentukan kelompok kerja bersama antara pemerintah lokal, komunitas, dan rumah ibadah untuk merencanakan dan mengawasi proyek-proyek ekonomi lokal. Melalui partisipasi aktif dalam komite ini, rumah ibadah dapat menjadi agen utama dalam menggerakkan kegiatan ekonomi di wilayah mereka. 

Dengan dukungan partai politik yang kuat, rumah ibadah dapat menjadi pusat ekonomi yang beragam dan inklusif. Pendekatan kolaboratif antara politik, agama, dan masyarakat dapat menciptakan inisiatif yang berkelanjutan dan merata bagi pengembangan ekonomi lokal.

Dalam berbagai kesempatan yang lalu, Partai Solidaritas Indonesia dan Kaesang terlihat melalui laman resmi instagramnya, dengan antusias mengunjungi berbagai rumah ibadah di berbagai wilayah. Di masjid-masjid, gereja-gereja, pura, atau vihara, mereka bertemu dengan pemuka agama dan komunitas setempat. 

Diskusi dan dialog yang terjalin berfokus pada bagaimana agama dapat berperan dalam meningkatkan ekonomi komunitas secara inklusif. Kaesang dan PSI nampaknya menekankan pentingnya memahami dan menghargai peran agama dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Mereka memperkenalkan konsep kolaborasi antara politik dan agama untuk mengidentifikasi solusi bersama atas masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat, terlepas dari perbedaan kepercayaan.

Para pemuka agama pun memberikan feedback wawasan berharga tentang kondisi ekonomi lokal dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas mereka. Mereka juga memberikan saran tentang bagaimana kebijakan politik dapat mendukung upaya pemberdayaan ekonomi di tingkat lokal, sambil mempertahankan nilai-nilai keagamaan yang penting bagi masyarakat. Kunjungan ini menjadi kesempatan bagi PSI dan Kaesang untuk memperkenalkan program-program mereka yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi, pendidikan, dan pembangunan masyarakat. 

Mereka menjelaskan bagaimana partai politik dapat berkolaborasi dengan pemuka agama untuk menciptakan solusi yang bermanfaat bagi komunitas setempat. Kunjungan Kaesang Pangarep dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke beberapa pemuka agama dan rumah ibadah diharapkan bisa menjadi momen penting dalam upaya memahami peran agama dalam pembangunan ekonomi lokal serta memperkuat hubungan antara partai politik dan keberagaman agama di Indonesia. 

Baca Juga: Yusril Ihza Mahendra Jadi Kuasa Hukum Prabowo-Gibran Hadapi Gugatan di PN Jakpus

Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi platform bagi Kaesang dan PSI untuk mendengarkan peran serta masukan pemuka agama tentang tantangan ekonomi yang dihadapi oleh komunitas mereka. Tentu saja hal ini membantu menggali isu-isu yang membutuhkan perhatian khusus dalam pengembangan ekonomi lokal. Kunjungan ke rumah ibadah memungkinkan PSI dan Kaesang untuk membangun kemitraan dengan pemuka agama, menciptakan dialog terbuka, dan menyusun rencana kerja sama yang dapat memajukan inisiatif ekonomi dalam konteks keberagaman agama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: