Anies Baswedan: Jika Aplikasi Pemerintah Dihack, Itu Artinya Bagus

Warta Ekonomi, Mataram -

Calon Presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan buka suara terkait dengan komitmennya untuk mengintegrasikan ekosistem digital pemerintah melalui Super Apps. Dirinya mengatakan, hal tersebut pernah dilakukannya di DKI Jakarta.

Menurutnya, aplikasi yang mendapatkan peretasan adalah aplikasi yang menarik karena bisa membuat pihak tak bertanggung jawab turun untuk mencoba mengusai hingga mengatur ekosistem digital itu.

Baca Juga: Melihat Contoh India, Cawapresnya Anies: Kaum Muda Mau Bisnis? 10 Juta Tanpa Agunan, Tanpa Bunga

“Di Jakarta ada aplikasi Jaki yang sangat bermanfaat. Cuma kemarin pas debat (calon presiden di KPU, red), saya sebut Jaki, dalam hitungan tak sampai satu jam, dihack. Saya bilang, kalau aplikasi pemerintah itu dihack, artinya aplikasi itu bagus. Kalau enggak bagus didiamkan saja. Toh, semua orang bisa lihat,” terang Anies, dilansir pada Rabu (20/12).

Anies mengungkapkan, dia ingin ada suatu sistem informasi berbasis perangkat lunak aplikasi yang terintegrasi, sehingga orang tidak perlu membuka terlalu banyak aplikasi. Namun hal ini bukan berarti sentralisasi.

“Tetapi bukan sentralisasi. Karena ada banyak urusan yang dikerjakan di pemerintah daerah. Banyak kewenangan yang sesungguhnya ada di pemerintah daerah, sehingga kalau kita menyiapkan sebuah superapps, maka tidak berarti sentralisasi. Hanya gerbangnya saja yang bisa satu, tetapi langsung kerja ke tiap daerah,” papar dia. 

Anies menginginkan, jangan sampai adanya aplikasi pemerintah yang banyak itu kemudian merepotkan warga. 

Baca Juga: Dipersilakan Joget, Anies Baswedan Ogah: Kalau Ada Gagasan Nggak Perlu Banyak Joget!

“Tetapi jangan juga dikumpulkan, berakhir pada sentralisasi. Tetap harus ada otonomi pada pemerintah daerah untuk mengeksekusi. Jadi kalau ada jalan rusak, bukan kemudian diambil alih oleh pusat, tapi dipastikan pemerintah daerah mengoreksi dengan baik,” ujar Anies.