Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti memberikan catatan negatif atas pelaksanaan Pemilu 2024. Salah satunya adalah mobilisasi finansial yang masih dominan terjadi.
"Demokrasi yang minus nilai, demokrasi yang orientasinya hanya menang-kalah. Atau demokrasi yang sangat berorientasi kekuasaan. Ini yang menurut saya menjadi bagian dari catatan,” kata Mu’ti.
Kedua, Pemilu 2024 masih belum beranjak menuju demokrasi yang substantif. Dia menjelaskan, bahwa pertimbangan masyarakat dalam memilih masih bersifat primordial dan pragmatis.
"Saya melihat ada gejala di sebagian masyarakat vote by order. Yang sebenarnya itu sudah menjadi rahasia umum. Dan inilah yang perlu diperbaiki, sehingga demokrasi kita ke depan bisa lebih substantif dan bahkan kita bisa membangun budaya demokrasi,” tuturnya.
"Yang ada sekarang adalah Indonesia yang menerapkan demokrasi, tapi belum menjadi negara yang demokratis. Ini yang memang menjadi tantangan kita bersama-sama,” beber Abdul Mu’ti.
Meski demikian, pelaksanaan demokrasi di Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara yang menjalankan demokrasi berdarah-darah.
Sebab Pemilu di Indonesia diselenggarakan dengan gembira, serta rakyat yang semakin dewasa dan terbuka dalam menerima perbedaan pilihan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement