Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Turun, Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Lanjutkan Surplus pada April 2024

Meski Turun, Neraca Perdagangan Indonesia Tetap Lanjutkan Surplus pada April 2024 Proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/11/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2023 mengalami surplus sebesar 3,48 miliar dolar AS lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,41 miliar dolar AS sekaligus tercatatkan sebagai surplus selama 42 bulan berturut-turut. | Kredit Foto: Antara/Bayu Pratama S
Warta Ekonomi, Jakarta -

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia tetap berlanjut pada April 2024 sebesar 3,56 miliar dolar AS. Meski begitu, angka ini memang jauh lebih rendah dibandingkan surplus pada Maret 2024 sebesar 4,58 miliar dolar AS. 

"Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut," kata Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono. 

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun pada Triwulan I 2024

Ke depan, lanjut Erwin, Bank Indonesia terus berusaha memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Secara detail, surplus neraca perdagangan April 2024 yang berlanjut terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang tetap baik. Neraca perdagangan nonmigas pada April 2024 mencatat surplus sebesar 5,17 miliar dolar AS, seiring dengan tetap kuatnya ekspor nonmigas sebesar 18,27 miliar dolar AS. 

Baca Juga: Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan 47 Bulan Berturut-turut

"Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati, serta meningkatnya ekspor mineral tambang seperti nikel dan barang darinya," ungkap Erwin. 

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India masih tetap menjadi kontributor utama.

Adapun defisit neraca perdagangan migas pada April 2024 ercatat menurun pada level 1,61 miliar dolar AS seiring dengan penurunan impor migas dan peningkatan ekspor migas. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: