Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kerja Sama (KKKS) akan menggelar Supply Chain & National Capacity Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 14 hingga 16 Agustus 2024.
Acara ini akan dihadiri para pemangku kepentingan utama, termasuk pembuat kebijakan sektor hulu migas guna mengatasi tantangan kritis serta peluang dalam ketahanan rantai pasok, peningkatan kapasitas nasional, dan masa depan industri hulu migas.
Baca Juga: SKK Migas Pastikan Eksplorasi Tetap Jalan Saat Transisi Energi
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko merinci setidaknya ada empat urgensi dari kegiatan ini diantaranya ialah untuk menindaklanjuti gelaran CEO Forum, menyusul temuan baru ladang migas, dan memitigasi terjadinya backlog dalam pengadaan barang dan jasa pada proyek besar khususnya di 4 Program Strategi Nasional
”Semua konsen bahwa tahun ini ke depan itu akan banyak proyek-proyek baru. Yang besar-besar dalam rangka target kita (kejar) 1 juta barrel dan 12 billion cubic feet target gas. Itu para CEO itu konsen bahwa takut ada backlog dalam pengadaan barang-barang dan jasa dalam pengadaan proyek-proyek besar tadi. Terutama kita punya 4 PSN,” ujar Rudi.
Rudi mengungkapkan, 4 proyek strategis nasional (PSN) yang saat ini tengah di genjot antara lain BP Tangguh UCC, Abadi Masela, Indonesia Deepwater Development & Geng North, dan Asap Kido Merah Genting Oil Kasuri.
”Supply Chain & National Capacity Summit 2024 akan diisi berbagai sesi diskusi, presentasi, dan forum grup diskusi. Para pembicara akan membedah tantangan utama sektor hulu migas, terutama manajemen supply chain, termasuk alokasi sumber daya, optimasi logistik, serta mitigasi risiko,” tandas Rudi .
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai SKK Migas, Eka Bhayu Setta ikut menambahkan, guna memuluskan langkah mencapai target LTP di sektor migas maka kolaborasi antara semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok hulu migas perlu terus dilakukan.
Baca Juga: Menarik China, Langkah Strategis Indonesia Genjot Produksi Migas hingga 2030
“Melalui Supply Chain & National Capacity Summit 2024, kami berharap dapat menciptakan ekosistem yang tidak hanya mendukung keberlanjutan industri, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional,” tutur Eka.
Hari pertama dari Supply Chain & National Capacity Summit 2024 akan diisi serangkaian sesi ahli dan diskusi panel dengan menghadirkan para pakar terkemuka di bidangnya, seperti mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro yang akan membahas tentang ketahanan energi; serta Deputi Pengembangan Eksplorasi dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara yang akan mempresentasikan Long Term Planning (LTP) SKK Migas.
Agenda penting lainnya adalah Leadership Talks dan COO Forum, yang mengangkat tema ‘Navigating Challenges: Leadership Perspectives in Future Oil and Gas Industry’. Sesi ini menampilkan Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo; Direktur PT Pertamina Hulu Energi, Chalid Said Salim; Direktur & COO Medco Energi, Ronald Gunawan; President BP Berau Ltd, Kathy Wu; serta President Director Petronas Indonesia, Yuzaini bin Md Yusof. Mereka akan berbagi pandangan tentang solusi untuk menghadapi tantangan industri hulu migas di tengah volatilitas pasar hingga perubahan kebijakan energi.
Baca Juga: Pemerintah Upayakan Skema New Gross Split untuk Genjot Iklim Investasi Migas
Ada juga sesi diskusi panel, di mana para pembicara ahli berbagi pandangan mereka tentang isu-isu kritis di sektor migas. Managing Director of SLB (Schlumberger) Indonesia, Mr. Scott Cremin, misalnya, akan membahas keseimbangan pengadaan dan rantai suplai untuk menciptakan bisnis berkelanjutan di sektor migas.
Selain itu, Head of Regional Sustainability – SEA Bureau Veritas, Poonperm Vardhanabindu akan membahas penyesuaian terhadap pergeseran global menuju kebijakan penyesuaian karbon lintas batas.
Selanjutnya, Managing Director Asia Pacific Regional BCG, Mr. Alex Doyla akan membahas mengenai tata kelola rantai suplai yang ramah lingkungan. Sementara itu, Asia Pacific Director Costs and Supply Chain S&P Global, Ding Li Ang akan mengupas prospek proyek hulu migas di Indonesia, dengan fokus pada fenomena perubahan pasar global, yang bisa mempengaruhi operasional di tingkat lokal.
President Director Harbour Energy, Mr. Steve Cox akan mempresentasikan praktik baik proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Evin Harold (Director CCUS Vallourec) dan Craig Stewart (Head of CCU Medco International) juga akan berbagi pandangan tentang strategi dan pemanfaatan teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung pengembangan CCUS di Indonesia.
Hari kedua akan diisi dengan sejumlah diskusi kelompok terarah (FGD) dan diskusi panel tentang pengadaan strategis, transformasi digital, serta dukungan rantai suplai luar negeri. Para pembicara utama yang bakal hadir termasuk David Armstrong (British Petroleum); Andrea Giaccardo (ENI SpA); Rachmat Kaimuddin dari Kemenko Marves; Heru Kustanto dari Kementerian Perindustrian; dan Budi Santoso dari Kementerian Perdagangan.
Baca Juga: Peran Media dalam Penyampaian Informasi Industri Hulu Migas Diperlukan, Ini Alasannya!
Upaya memperkuat ketahanan rantai suplai untuk perencanaan jangka panjang juga akan dibahas dalam FGD yang fokus pada tema ‘Strategizing Supply Chain Resilience for Long-Term Planning’. Sesi ini menghadirkan Sri Andaryani (Kepala Divisi Optimalisasi Cadangan SKK Migas); Avep Disasmita (Direktur Utama PT Pertamina Drilling Services Indonesia); Pierangelo Abela (President Director Saipem); perwakilan PT Jasindo; dan Executive Director Indonesian Petroleum Association, Marjolijn Wajong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement