Bahlil Optimistis Soal Program Biodiesel B50: 2026 Kita Bisa Tak Impor Solar

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa Indonesia bisa terlepas dari jerat impor minyak mentah melalui pemanfaatan bahan bakar nabati (BBN) biodiesel 50% alias B50.

"Di 2026 kita akan dorong B50. Kalau B50, maka kita tidak akan lagi impor solar," kata Bahlil dalam acara Indonesia Mining Summit 2024 di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (4/12/2024).

Baca Juga: Bisa Hemat Emisi Karbon, Malaysia Apresiasi Implementasi Biodiesel Indonesia

Bahkan, Bahlil menargetkan biodiesel akan dimaksimalkan lagi hingga 100% (B100) untuk mendukung swasembada energi sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

Selain biodiesel untuk pengganti solar, Bahlil menyebut jika pemerintah mendorong bioetanol untuk dicampurkan ke dalam BBM jenis bensin.

"Arahan Pak Presiden, Pak Prabowo, begitu lifting kita belum mencapai untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, mau tidak mau kita harus dorong kepada B100, baik solar maupun bensin," jelas Bahlil.

Sebelumnya, Prabowo dalam pidatonya di Indonesia - Brazil Business Forum di Rio de Janeiro Brazil mengungkapkan bahwa pada tahun 2025 Indonesia akan mulai mengembangkan biodiesel B50 secara swadaya.

Hal tersebut juga diamini oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, yang menyinggung bahwa Bahlil pernah meminta agar pengembangan bioenergi, seperti biodiesel dan bioetanol, bisa menjadi prioritas utama dari kementerian tersebut.

Baca Juga: Kebut Program Biodiesel, Bahlil Sebut Demi Tak Perlu Lagi Impor Solar

Eniya mengatakan program mandatori biodiesel yang saat ini baru 35% (B35) ditargetkan dapat digenjot tidak hanya sebatas pada B50, tapi bahkan hingga B60.