IHSG Amblas Karena Sentimen Negatif dari Regulasi Pemerintah? Ini Jawaban Airlangga

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan sepanjang perdagangan Selasa, 18 Maret 2025. IHSG ditutup merosot 248,55 poin atau 3,84% ke level 6.223,38. Koreksi tajam ini diduga dipengaruhi oleh kombinasi beberapa faktor, termasuk sentimen negatif terhadap kinerja fiskal, isu Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI, dan skeptisisme investor terhadap tata kelola Danantara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa kondisi ini akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.

“Ya tentu perkembangan perekonomian akan dilaporkan ke Bapak Presiden,” ujar Airlangga.

Baca Juga: DPR Tepis Isu IHSG Rontok Gegara APBN Tekor, Pede Bakal Segera Rebound

Terkait potensi kekhawatiran atas kondisi pasar modal, Airlangga menegaskan bahwa secara fundamental ekonomi Indonesia masih kuat. Ia juga membandingkan dinamika di bursa saham global yang mengalami fluktuasi serupa.

“Kalau dari segi fundamental kan kuat. Penurunan ini terjadi di berbagai negara, saham naik turun itu biasa. Saham-saham di negara lain minggu lalu turun cukup dalam, mungkin baru sekarang dampaknya terasa di kita,” jelasnya.

Terkait pandangan bahwa regulasi pemerintah turut berkontribusi pada sentimen negatif pasar, Airlangga menyebut bahwa kementerian teknis akan memberikan klarifikasi agar transparansi kebijakan lebih terjaga.

“Ya tentu nanti kementerian teknis perlu menjelaskan agar transparansi kebijakan bisa lebih jelas,” tambahnya.

Baca Juga: Saham-Saham Berguguran, IHSG Babak Belur! Airlangga Bongkar Penyebabnya

Ia juga membantah isu yang beredar bahwa dirinya maupun Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mengundurkan diri.

“Saya tetap bekerja dan tidak ada rencana mundur. Ibu Sri Mulyani saya sudah komunikasi tadi siang, beliau juga sedang bekerja penuh. Jadi itu hoaks,” tegas Airlangga.

Pergerakan IHSG hari ini masih didominasi tren negatif, dengan 554 saham melemah, 118 saham menguat, dan 139 saham stagnan. Pasar tampaknya masih menanti kejelasan arah kebijakan pemerintah dan perkembangan ekonomi global dalam beberapa waktu ke depan.