Mobil China Tak Laris di Thailand, Jepang dan Mobil Eropa Jadi Pilihan

Penjualan mobil bekas di Thailand khususnya untuk mobil Eropa dan kendaraan hibrida listrik (HEV) meningkat, kata Asosiasi Dealer Mobil Bekas Thailand.

Secara umum, pasar mobil domestik masih belum stabil karena kriteria pinjaman yang ketat dari bank dan perusahaan pembiayaan mobil untuk menghindari kredit macet di tengah tingginya tingkat utang rumah tangga.

Penjual mobil bekas diuntungkan oleh membaiknya kondisi pasar, yang menarik lebih banyak pembeli dengan anggaran terbatas yang mencari kemudahan dalam pembelian.

Pembelian mobil bekas di kategori mobil Eropa dan HEV diperkirakan akan meningkat 10-15% pada paruh kedua tahun ini, ujar Asadavut Asasappakij, wakil ketua King of Auto Products Co, penyelenggara Fast Auto Show Thailand, sebuah pameran mobil tahunan selama lima hari yang diselenggarakan pada awal Juli.

"Permintaan mobil premium Eropa dan HEV meningkat karena harganya terjangkau," ujarnya.

Kendaraan ini menawarkan nilai yang baik dan fitur-fiturnya sesuai dengan preferensi pembeli.

HEV menggunakan mesin pembakaran internal (ICE) dan baterai. HEV dilengkapi fitur pengereman generatif yang mengurangi jumlah energi yang terbuang sebagai panas dan menggunakan energi kinetik ini untuk mengisi ulang baterai.

Merek mobil Jepang mendominasi pasar mobil bekas, dengan beragam pilihan jenis mobil, termasuk mesin pembakaran internal (ICE) dan HEV.

Merek-merek Jepang seperti Toyota dan Honda mempertahankan posisi yang kuat di pasar mobil bekas karena keandalan, keterjangkauan, dan jaringan layanan yang mapan, ujarnya.

"Sedangkan untuk merek-merek Eropa, BWM dan Mercedes-Benz cukup populer," katanya.