Hadir di PERURI Bestari Festival 2025, Retno Marsudi Ajak Masyarakat 'Kembali ke Akar'

PERURI bersama Bestari Festival menggelar PERURI Bestari Festival 2025: Kembali ke Akar di Taman Kota PERURI, Jakarta Selatan, Sabtu (20/9). Festival ini menjadi ruang aman bagi masyarakat untuk berhenti sejenak, merenung, sekaligus menemukan makna baru tentang isu sosial dan lingkungan melalui diskusi, musik, hingga aktivitas reflektif.

Mengusung tema “Kembali ke Akar”, festival ini berfokus pada tiga pilar filosofi yaitu Jaga, Serap, dan Tumbuh. Filosofi tersebut mengajak publik untuk menjaga nilai diri, menyerap kebijaksanaan, dan tumbuh dengan arah yang lebih berkelanjutan.

“PERURI Bestari Festival hadir bukan sekadar sebagai acara, melainkan ruang aman untuk refleksi dan keselarasan dalam hubungan. Harapan kami, setiap percakapan yang terjadi di sini bisa menjadi benih perubahan yang terus bergema jauh setelah festival berakhir,” ujar Co-founder Bestari Festival, Firza Daud.

Baca Juga: PERURI Perkuat Ketahanan Digital Nasional, Dorong Ekosistem AI yang Aman dan Berkelanjutan

Salah satu momen paling berkesan dari festival ini adalah sesi fireside chat yang menghadirkan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia periode 2014–2024, Retno LP Marsudi, bersama Direktur Utama PERURI, Dwina Septiani Wijaya.

Dalam paparannya, Retno menekankan bahwa tema “Kembali ke Akar” sangat relevan dengan tantangan global maupun nasional saat ini. Menurutnya, nilai-nilai dasar seperti kejujuran, kepedulian, dan kebersamaan harus menjadi fondasi bagi bangsa.

“Dalam pengalaman saya di dunia diplomasi, saya melihat bagaimana nilai dasar seperti kejujuran, kepedulian, dan rasa kebersamaan menjadi fondasi penting untuk membangun bangsa dan dunia. Filosofi 'Kembali ke Akar' yang diusung festival ini mengingatkan kita untuk kembali pada nilai-nilai itu seperti menjaga diri, menyerap kebijaksanaan, dan tumbuh dengan arah yang benar,” ungkap Retno.

Ia juga menambahkan bahwa dari hal-hal mendasar inilah Indonesia bisa melangkah menuju masa depan yang lebih kokoh. Pesan tersebut disambut positif oleh pengunjung, terutama anak muda yang menjadi audiens utama festival.

Baca Juga: PERURI dan Xynexis Sukses Gelar Digital Resilience Summit 2025, Bahas Integrasi Cyber, AI, dan Quantum

Tiga pilar filosofi festival diterjemahkan ke dalam tiga zona pengalaman. Zona Jaga mengajak pengunjung mengenali kembali identitas diri dan keterhubungan dengan alam. Zona Serap menghadirkan lebih dari sepuluh talkshow interaktif bersama berbagai narasumber, mulai dari praktisi mindfulness Adjie Santosoputro, science communicator Riza Putranto, hingga pendidik Najeela Shihab. Sementara Zona Tumbuh menjadi ruang refleksi terakhir yang menguatkan peserta untuk membawa pulang semangat bertumbuh lebih kokoh dan bijak.

Selain diskusi, festival juga menampilkan hiburan dan aktivitas relaksasi. Musisi Kunto Aji dan Bilal Indrajaya tampil di panggung musik, sementara sound healing dari Ruang Tenang Sanustra memberikan pengalaman menentramkan jiwa.

Direktur Utama PERURI, Dwina Septiani Wijaya, menegaskan bahwa keberlanjutan merupakan DNA perusahaan yang juga diwujudkan dalam dukungan terhadap festival ini.

“Kolaborasi lintas sektor seperti ini penting agar kita tidak hanya bicara tentang perubahan, tetapi benar-benar menciptakan dampak yang dirasakan masyarakat. Bagi kami, keberlanjutan bukan hanya soal tanggung jawab sosial, tetapi juga strategi bisnis jangka panjang yang memastikan PERURI tetap relevan dan berdaya saing,” jelasnya.

Dengan pendekatan reflektif namun tetap ringan dan inspiratif, PERURI Bestari Festival 2025 tidak hanya menghadirkan gagasan, tetapi juga mempraktikkannya dalam keseharian. Festival ini menjadi ajakan bersama bagi individu, keluarga, hingga generasi muda untuk berhenti sejenak, kembali ke akar, lalu melangkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.