WE Online, Jakarta- Menteri Luar Negeri Denmark Kristian Jensen mengatakan bahwa sudah waktunya bagi Denmark dan Indonesia untuk memperluas kemitraan di sektor bisnis dengan mempertimbangkan potensi-potensi yang besar bagi para pengusaha kedua negara kembangkan di masa depan.
"Hubungan politik antara Denmark dan Indonesia telah terjalin lama dan kami sepakat untuk memperkuat kerja sama di sektor bisnis," kata Menlu Jensen.
"Kami telah bertemu Menteri Luar Negeri RI Retno (L.P. Marsudi) di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York baru-baru ini untuk mempersiapkan kunjungan kenegaraan Ratu Denmark," kata Menlu Jensen.
Lebih jauh Menlu Denmark mengatakan dari perspektif negaranya, Indonesia masuk ke dalam jajaran kekuatan ekonomi terbesar di Asia terutama di kawasan ASEAN dipandang dari pertumbuhan ekonomi dan juga peningkatan jumlah kelas menengahnya.
Dikatakannya, alasan utama kunjungan kenegaraan Ratu Margrethe II dan Pangeran Consort yang disertai para pengusaha ialah untuk memperkuat kerja sama.
"Para pengusaha yang akan datang antara lain berasal dari sektor maritim, transportasi, energi dan agribisnis," katanya.
Hubungan diplomatik Indonesia-Denmark dimulai sejak tahun 1950 namun KBRI Kopenhagen sempat ditutup pada 1965 sampai kemudian dibuka kembali pada 1974. Posisi penting kedua negara secara geoplitis saat ini dapat dijadikan peluang bagi peningkatan hubungan dalam berbagai kerangka kerja sama dan kolaborasi.
Denmark merupakan negara yang tergabung dalam Nordik dan Uni Eropa, dan Indonesia dalam ASEAN. Indonesia dipandang sebagai kekuatan pendorong dalam perhimpunan regional yang beranggota 10 negara itu dan hubungan lebih erat dengan Indonesia sebagai pusat akan membawa kemungkinan-kemungkinan baru bagi produksi di Indonesia.
Terkena dampak krisis global tahun 2008/2009 situasi, perekonomian Denmark masih belum pulih dari krisis. Namun IMF menilai bahwa Denmark masih berada dalam situasi baik untuk menghadapi tantangan kebijakan makro ekonomi dengan rendahnya hutang publik, status "net creditor" dan peringkat kredit yang kuat.
Krisis keuangan global di satu sisi dan krisis hutang yang masih berlangsung di negara-negara euro zone mempengaruhi ekspor Denmark ke pasar tradisionalnya di Eropa. Data statistik Denmark pada Agustus 2012 memperlihatkan ekspor Denmark ke negara-negara Uni Eropa mengalami penurunan sementara ekspor ke luar UE seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan Indonesia mengalami peningkatan masing-masing sebesar 15,25 persen, 5,09 persen dan 54,65 persen.
Hal ini telah membuat Denmark mengubah strateginya untuk mencari pasar ekspor non-tradisional dan mempunyai potensi pasar yang tinggi termasuk Indonesia.
"Emerging Market Strategy for Indonesia" adalah salah satu di antara strategi Denmark yang ditujukan ke negara-negara yang perekonomiannya sedang berkembang pesat dalam upaya meningkatkan ekspor produk Denmark dan mengundang investasi asing ke dalam negerinya. Indonesia bersama dengan Korea Selatan, Meksiko, Turki dan Vietnam termasuk dalam kategori jajaran pasar yang sedang berkembang pesat dalam strategi tersebut.
Sebagai langkah awal implementasi strategi tersebut, Denmark mengirim delegasi bisnisnya ke negara-negara tersebut mulai tahun 2012. Khusus ke Indonesia telah dilaksanakan pengiriman misi dagang dan investasi yang beranggota 16 pengusaha di bawah pimpinan Menteri Perdagangan dan Investasi Denmark ke Jakarta pada Maret 2013.
"Para pengusaha Denmark menyadari peluang-peluang pasar Indonesia di sektor bisnis," kata Menlu Jensen. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement