Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asia Pasifik Jadi Pilihan Destinasi Belanja Wisatawan Muslim

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Muslim Travel Shopping Index (MTSI) 2015 mengungkapkan bahwa kota-kota di wilayah Asia Pasifik telah termasuk sebagai pilihan destinasi belanja pertama bagi para wisatawan Muslim saat melakukan perjalanan.

MTSI 2015 merupakan penelitian terbaru yang merupakan hasil kolaborasi antara MasterCard dan CrescentRating dalam bidang tersebut, menyusul peluncuran Global Muslim Travel Index (GMTI) 2015 pada awal tahun ini.

MTSI merupakan pandangan atau temuan yang menarik mengenai perilaku berbelanja yang dilakukan oleh konsumen Muslim. Penelitian ini diyakini akan menjadi pedoman yang sangat berharga untuk berbagai sektor, kata Pucuk Pimpinan Manajemen (CEO) CrescentRating & HalalTrip Fazal Bahardeen dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (14/10/2015).

Menurut Faizal, penelitian ini menelaah dua komponen pengeluaran terpenting dari para wisatawan Muslim, yakni berbelanja dan makan. Indeks dalam penelitian ini mengungkapkan betapa pentingnya kawasan Asia Pasifik terhadap sektor tersebut serta kontribusi penting yang mereka berikan.

MTSI 2015 merupakan sebuah pelengkap yang sempurna bagi GMTI 2015 yang telah kami luncurkan pada awal tahun ini. Penelitian ini juga memperkenankan kami untuk menyediakan gambaran penuh mengenai bagaimana wisatawan Muslim membelanjakan uang mereka saat "travelling"," katanya.

Sementara itu, menurut Kepala Grup Eksekutif Produk Global dan Solusi MasterCard Asia Pasifik Matthew Driver, MTSI 2015 menyediakan sebuah penelitian yang lebih dalam mengenai dua komponen terpenting dari pengalaman konsumen ketika berwisata, yakni berbelanja dan makan.

"Kami melihat ini sebagai sebuah sumber daya yang penting, bukan hanya penting bagi kami untuk lebih memahami mengenai segmen wisatawan yang signifikan dan berkembang dengan pesat ini, namun juga sebagai sumber data yang akan memberikan informasi dan mendukung upaya para mitra kami yang bergerak di industri travel," ujarnya.

40 kota internasional yang tercakup dalam MTSI 2015 diberi skor melalui satu set matriks yang komprehensif, meliputi kesesuaian kota tersebut sebagai destinasi berbelanja, layanan, dan fasilitas yang ramah terhadap wisatawan Muslim, serta kemudahan saat melakukan perjalanan. Setiap kriteria kemudian ditimbang untuk membentuk nilai indeks secara keseluruhan.

Dubai menduduki peringkat teratas dari MTSI 2015 secara keseluruhan, yakni dengan 79,5 poin, diikuti oleh Kuala Lumpur dengan 73,3 poin dan Singapura dengan 71,6 poin dalam laporan tersebut sehingga menjadikan Singapura sebagai peringkat pertama untuk kategori kota-kota non-OIC (Organization of Islamic Cooperation) dan menduduki peringkat ketiga dari daftar keseluruhan MTSI 2015.

Bali juga masuk ke dalam peringkat 10 teratas dengan nilai 58,2 poin, diikuti dengan Penang dengan 56,9 poin. Secara total, Asia Pasifik memberikan kontribusi sebanyak 14 kota di dalam daftar 40 kota dengan peringkat tertinggi dalam indeks tersebut.

Satu hal yang signifikan dari MTSI 2015 ialah banyak negara-negara non-OIC yang berhasil memasuki daftar 40 kota tersebut.

Singapura termasuk di dalam lima destinasi dengan peringkat tertinggi secara keseluruhan yang menjadikannya pilihan pertama bagi wisatawan Muslim untuk berbelanja. Hal ini kemudian juga mengungkap potensi dari negara non-OIC bagi wisatawan Muslim, di mana tercatat 25 negara masuk ke dalam daftar destinasi wisatawan Muslim.

MTSI 2015 akan diperbarui setiap tahun dan akan memuat lebih banyak lagi kota-kota yang akan dirilis pada masa mendatang. Awal tahun ini, GMTI 2015 menunjukkan bahwa pada 2014, segmen wisata Muslim memiliki nilai sebesar 145 miliar dolar AS dengan jumlah 108 juta wisatawan Muslim, mewakili 10 persen dari keseluruhan sektor perjalanan.

Angka ini diprediksi akan tumbuh menjadi 150 juta wisatawan pada 2020 atau sebesar 11 persen dari segmen pasar tersebut dengan nilai pasar yang diproyeksikan akan tumbuh menjadi 200 miliar dolar AS. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: