WE Online, Jakarta - Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan yang cukup besar pada tahun 2015. Betapa tidak, tahun lalu capaian penjualan secara nasional menurun dari tahun sebelumnya. Penjualan otomotif tahun 2015 tercatat hanya mencapai 1.013.000 unit. Padahal pada tahun sebelumnya pernah mencapai sekitar 1,2 juta unit.
Harapan terbentang untuk tahun ini. Apa dasarnya? Saat ini, sejumlah indikator ekonomi telah membaik ditambah dengan gencarnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah. Aktivitas tersebut bisa mendorong perkembangan industri otomotif di tahun 2016.
Kami memperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar 5% pada tahun ini. Sebenarnya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengusulkan penjualan sebanyak 1,6 juta di tahun 2020 yang tertuang di dalam roadmap industri otomotif. Kalau ditelisik lebih jauh, pengembangan roadmap otomotif sesungguhnya tidak lepas dari beberapa tantangan yang ada di dalam pembangunan industri Indonesia. Setidaknya, ada tiga tantangan utama dalam mengembangkan industri ini.
Pertama, bagaimana membangun iklim usaha Indonesia, membangun iklim industri dan regulasi, serta bagaimana membangun kebijakan pemerintah yang tepat. Yang kedua adalah bagaimana membangun infrastruktur yang terpadu untuk menggerakkan industri. Misalnya, hard infrastructure (pelabuhan, akses jalan tol, dll) dan soft infrastructure (bahan bakar, energi, listrik, dll). Apakah pelabuhan kita sudah memadai atau belum? Apakah pelabuhan di pulau Jawa (Jakarta dan Jawa Barat) bisa mendukung perkembangan industri secara total termasuk para pemasok dan eksportir?
Jalan industri menuju pelabuhan juga perlu diperhitungkan sehingga jaraknya bisa lebih dekat. Jika lebih dekat maka waktu delivery lebih singkat, stock lebih sedikit, dan bahan bakar yang dikonsumsi lebih hemat. Demikian pula dengan jalan tol, kalau kita lihat kondisi saat ini sepanjang Jakarta-Cikampek sepertinya dibutuhkan pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, industri yang sarat mobilisasi barang dan manusia harus mendapatkan akses yang cepat, dekat, dan mudah mencapai tujuan.
Dalam hal ini pembangunan infrastruktur jalan raya, jalan tol, pelabuhan, dan akses ke pelabuhan harus dibuat terpadu.
Saat ini pelaku industri otomotif sekitar 60-70% berada di daerah Cibitung, Bekasi, Cikarang, Karawang, sampai Cikampek. Apabila ada jalur lain maka akan mengurangi beban Jakarta. Thailand membangun dua pelabuhan yakni Laem Chabang dan Bangkok sejak lama. Kapasitas yang dimiliki juga cukup besar. Listrik juga merupakan faktor yang penting. Kegiatan produksi dan mesin-mesin akan terganggu jika aliran listrik tidak stabil. Dampaknya adalah kinerja produksi yang kurang bagus dalam hal kualitas maupun hal lainnya.
Kemudian yang ketiga adalah mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Pengembangan SDM dengan kompetensi yang tepat, memiliki sertifikasi yang jelas dan sebagainya. Dengan demikian, SDM siap untuk menghadapi berbagai kondisi maupun saat adanya lonjakan volume industri ke depan.
Penulis: I Made Dana Tangkas, Ketua Kompartemen Pengembangan Industri Gaikindo dan Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)
Sumber: Majalah Warta Ekonomi Edisi 03 Tahun 2016
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement