Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS Bali: Impor dari Tiongkok Naik 332 Persen

Warta Ekonomi -

WE Online, Bali- Badan Pusat Statiistik (BPS) Bali melaporkan impor daerah ini dari Tiongkok mencapai 115,2 juta dolar AS selama Januari-Juni 2014, melonjak 332 persen dibanding periode yang sama 2013 hanya 27,2 juta dolar.

"Wajar jika daerah tujuan pariwisata ini, kebanjiran barang impor asal Tiongkok, antara lain berupa barang modal, bahan baku usaha industri kecil, dan berbagai jenis sepeda motor," kata Ketut Mudiarta, seorang petugas pemasaran agen motor di Denpasar, Minggu.

Perdagangan motor yang menjamur di daerah ini dari berbagai keluaran pabrik seperti Meo dan berbagai jenis motor keluaran baru, sebagian besar adalah impor dari Tiongkok, sehingga tidak mengherankan jika Bali kebanjiran barang keluaran Tiongkok.

Begitu pula toko yang menjual berbagai barang elektronik, sarana telekomunikasi berupa laptop, telepon genggam, dan perlengkapannya yang menjamur di kota Denpasar, hampir semua jenis merupakan barang impor dari Tiongkok.

Seorang pemilik toko yang memperdagangkan sarana komunikasi jenis telepon genggam, laptop dan sejenisnya di lima lokasi di kawasan wisata Kuta, Denpasar dan Dalung, Badung mendatangkan barang impor dari Tiongkok, tutur Susanti pelayan toko lainnya.

Pengusaha alat-alat telekomunikasi jenis terbaru hampir seratus persen keluaran pabrik dari Tiongkok, baik yang didatangkan langsung dari negara asalnya maupun dikapalkan lewat Surabaya dan barang jenis ini diburu konsumen karena harganya lebih murah.

Perekonomian masyarakat di Bali tergolong cukup tinggi sehingga perdagangan aneka jenis dagangan impor melonjak, baik berupa barang modal, bahan baku maupun barang konsumsi semakin tinggi dan jumlah devisa yang dikeluarkan pun bertambah besar.

BPS Bali dalam laporannya mengakui bahwa realisasi barang impor daerah Bali selama 2014 hingga Juni mencapai 162,7 juta dolar bertambah 65 persen jika dibandingkan periode yang sama 2013 yang hanya bernilai 98,4 juta dolar.

Dari devisa nonmigas yang dikeluarkan selama semester I-2014 sebanyak 162,7 juta dolar sekitar 115 juta dolar di antaranya dibelanjakan untuk membeli aneka barang dari Tiongkok dan sisanya dari AS, Korea Selatan, Hong Kong, Australia dan sejumlah negara lainnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Arif Hatta

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: